Kamis 18 Jun 2015 16:25 WIB
Skandal FIFA

Dugaan Cuci Uang Pejabat FIFA Terendus di Bank Swiss

Rep: C80/ Red: M Akbar
Logo FIFA
Foto: AP
Logo FIFA

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Bank Swiss menemukan sekitar 53 transaksi mencurigakan yang dilakukan oleh FIFA. Transaksi itu dinilai berpotensi sebagai proses pencucian uang oleh sejumlah pejabat FIFA. Hasil itu diketahui setelah dilakukannya investigasi FIFA terkait penawaran tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.

Hal tersebut diungkapkan oleh jaksa penuntut umum Michael Lauber. Menurut Lauber, bank -bank yang dicurigai telah dilaporkan dalam kerangka peraturan antipencucian uang Swiss. Ia menolak untuk mendiskusikan kapan transaksi itu terjadi, yang menargetkan ada kriminal kesalahan manajemen dan pencucian uang, dalam kontes pemilihan tuan rumah Piala Dunia, dan menjadikan Rusia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan Qatar untuk 2022.

Jaksa penuntut umum itu bersiap untuk mencabut hak kedua negara tersebut dalam melaksanakan Piala Dunia, jika terbukti ada yang salah. Selain itu, dia juga tidak berpikir kasus ini memiliki beberapa dampak di tempat lain.

''Saya tidak peduli dengan jadwal FIFA. Saya sangat peduli terhadap jadwal saya, yang saya tidak dapat bongkar,'' kata Lauber seperti dilansir ESPN, Kamis (18/6).

Lauber juga tidak menutup kemungkinan keterlibatan Afrika Selatan dalam penawaran tuan rumah Piala Dunia 2010, yang  diduga terlibat suap 10 juta dolas AS, dan masuk dalam lingkaran investigasi, yang sebelumnya terungkap pemenang voting adalah Maroko, dengan selisih dua suara.

FIFA memulai kasus 2018 dan 2022 dengan protes kriminalnya melawan orang tak dikenal pada November lalu. Menurut Lauber, ini adalah proses dinamis. Dia dapat pergi ke mana pun dan itu mengapa dirinya tidak ingin mengatakan tujuan yang sedang difokuskannya. ''Saya punya kewenangan untuk memaksa dan saya independen,'' ujarnya.

Swiss yang menjadi basis FIFA, mengumumkan investigasi kriminal dan menyita komputer di kantor pusat FIFA bulan lalu, pada hari yang sama saat Amerika mengungkapkan tuduhan kepada sembilan pejabat sepak bola dan lima pebisnis sebagai bagian dari penyelidikan terpisah dalam korupsi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement