Kemenpora Berencana Tuntut Roy Suryo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Alfitra Salam, secara tegas membantah bahwa rekaman percakapan pengaturan skor sepak bola SEA Games 2015 telah dibuat di Kantor Kemenpora seperti yang dikemukakan pakar telematika, Roy Suryo.

Sesmenpora juga meminta Roy, jika memang punya niat baik ingin membantu pemerintah dalam memerangi mafia bola, agar berani mengungkap identitas Mr X, orang yang disebut-sebut bandar judi yang ditelepon BS dalam percakapan rekaman itu.

Alfitra menegaskan bahwa selama ini, Kemenpora dalam posisi mendengarkan segala pengaduan masyarakat dalam upaya memberantas mafia bola yang telah menggurita. Di Kantor Kemenpora, Alfitra mengakui dirinya sempat mendengarkan rekaman percakapan telepon BS dengan Mr X yang disebut-sebut sebagai bandar judi dari luar negeri, dan itu dilakukan sebagai bagian dari upaya mendalami fakta untuk mengungkap skandal mafia bola.

"Kami memang mendengar rekaman percakapan telepon yang diperdengarkan. Jadi tidak benar sama sekali rekaman itu dibuat dan direkayasa di Kemenpora. Karena itu, Kemenpora sedang mempertimbangkan mengambil langkah hukum kepada Pak Roy Suryo," kata Alfitra dalam siaran persnya, Jumat (3/7).

Sebelumnya, Roy Suryo secara gamblang mengungkapkan bahwa percakapan BS dilakukan di kantor Kemenpora dan sengaja dibuat-buat untuk kepentingan tertentu. Bahkan, mantan menpora ini juga menyebut rekaman percakapan itu adalah rekayasa dari oknum yang 'bermain' di Kemenpora.

Alfitra menegaskan bahwa pihak Kemenpora tak terima dan menyayangkan adanya tuduhan dari Roy Suryo bahwa rekaman dibuat dan di Kemenpora. Jika memang Roy beriktikad baik membantu bongkar mafia bola, sebaiknya mantan menpora itu juga mengungkap siapa Mr X yang disangka sebagai bandar judi dan ditelepon BS.

“Apalagi, beliau ahli telematika, pasti bisa tahu siapa yang ditelepon BS. Jika Pak Roy mau mengungkap Mr X berarti dia mau membantu membasmi mafia bola. Jika tidak mau bongkar siapa Mr X yang ditelepon BS, kita ragukan iktikad baiknya untuk membongkar mafia pengaturan skor yang sedang diperangi pemerintah,” kata Alfitra menegaskan.