REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi sepak bola Indonesia berharap, turnamen Piala Kemerdekaan yang diselenggarakan oleh Tim Tranisisi bisa berjalan sesuai jadwalnya. Harapan itu disampaikan langsung oleh ketua umum PSSI, La Nyalla Mattalitti.
Hanya saja setelah turnamen yang diikuti oleh sejumlah klub Divisi Utama (DU) berjalan bakal di laporkan ke kepihak berwajib karena turnamen tersebut dianggap bermasalah. Menurut pria berusia 56 tahun itu, jika turnamen Piala Kemerdekaan berjalan pada tanggal 1 Agustus mendatang, itu akan akan menjadi cela bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Sebab, PSSI akan menuntut Tim Transisi serta Kemenpora ke ranah hukum. Sebab dikatakannya, melanggar ketetapan sela Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). "Saya harap mereka berjalan dulu. Setelah dua hingga tiga kali tanding, baru kita tuntut," kata La Nyalla Mattalitii, di sela-sela cara diskusi suporter di komplek GBK, Ahad (5/7).
Selain itu, La Nyalla juga menuding jika peserta turnamen Piala Kemerdekaan adalah klub abal-abal. Sebab tidak semua peserta yang diklaim oleh Tim Transisi adalah asli klub penghuni Divisi Utama (DU), seperti Persibo Bondowoso.
Bahkan ada sejumlah klub yang namanya dicantumkan sebagai peserta Piala Kemerdekaan, justru saat dikonfirmasi kepada klub yang bersangkutan mereka tidak mengakui keikutsertaannya. Selain itu, La Nyalla menyebut turnamen di luar atau tanpa otorisasi PSSI melanggar untuk diikuti.
Petingi Ormas Pemuda Pancasila (PP) itu pun meminta klub untuk bersabar di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang belum jelas. "Saya himbau semua anggota untuk solid dan kembali berada di bawah naungan PSSI. Bersama-sama pasti kita bisa keluar dari masalah yang sedang kita alami ini," kata mantan ketua Badan Tim Nasional (BTN) itu.