REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA –- Evan Dimas mengaku tidak mendapatkan gaji sebagai pemain timnas dan juga dari klub ketika tidak bermain. Konflik dengan Kemenpora membuat PSSI beralasan dalam kondisi force majeur sehingga tidak bisa menggelar kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015.
Namun pemain timnas berusia 20 tahun itu mengaku tidak menghitung sudah berapa lama klubnya tidak memberikan gaji kepadanya. Dia hanya menegaskan sudah lama tidak mendapatkan gaji, baik dari timnas maupun dari klub.
“Saya sudah lama tidak mendapatkan gaji dari klub dan timnas karena sudah tidak ada kompetisi,” katanya kepada Republika Online pada awal pekan ini. “Saya lupa tepatnya kapan mulai gaji itu tidak diberikan,” katanya menambahkan.
Sebelumnya Evan Dimas sempat curhat kepada rekan satu klubnya, Siswanto. Pemain kelahiran Surabaya, 13 Maret 1995 ini mengeluhkan kondisi sepak bola Indonesia saat ini, karena atas kejadian ini dia terancam tidak dapat menghidupi keluarganya. Ia selama ini menghidupi keluarganya dari sepak bola, tidak ada penghasilan dari sumber lain, mengingat dia saat ini juga masih duduk di bangku kuliah.
Pemain Persebaya Surabaya itu merupakan salah satu timnas yang terjun bermain di kompetisi amatir Liga Ramadhan yang diadakan di Makassar beberapa waktu lalu. Dia mengaku sama sekali tidak malu mengikuti kompetisi tersebut karena baginya bermain sepak bola merupakan cara dia untuk menjaga stamina. Selain itu bermain di pertandingan antarkampung (tarkam) juga bermanfaat untuk menjaga silaturahim dengan pemain-pemain lain.
Namun sangat disayangkan karena bermain di level tarkam memiliki risiko yang tinggi. Karena dia mengaku tidak ada jaminan dari pihak penyelenggara ketika pemain mengalami cedera.