Sabtu 18 Jul 2015 22:35 WIB

FIFA Inginkan Informasi Lengkap Insiden Sepak Bola Rusia

FIFA
Foto: EPA/STEFFEN SCHMIDT
FIFA

REPUBLIKA.CO.ID,  MOSKOW   --  FIFA akan meminta Asosiasi Sepak Bola Rusia (RFU) untuk memberikan detail-detail insiden yang menodai pertandingan Jumat (17/7) antara Spartak Moscow dan Ufa.

Pada menit ke-31 pertandingan pertama di musim baru Liga Rusia, gelandang Ufa asal Ghana Emmanuel Frimpong menjadi subyek ejekan-ejekan menirukan suara kera.

"Ketika pertandingan dihentikan, para penggemar mulai menirukan suara 'kera' kepada saya," kata Frimpong setelah pertandingan yang berakhir dengan skor 2-2 itu.

Mantan pemain Arsenal itu diusir keluar lapangan setelah ia mengacungkan jari kepada para penonton sebagai responnya.

"FIFA akan meminta detail-detail dari RFU perihal insiden ini," kata badan sepak bola dunia itu dalam pernyataannya.

"Kami belakangan memperkuat perlawanan kami melawan diskriminasi di sepak bola dengan dikenalkannya sistem pemantauan anti diskriminasi yang baru untuk pertandingan-pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2018."

"Kami meyakini bahwa menjadi tuan rumah Piala Dunia menawarkan kesempatan bagus untuk mengatakan tidak kepada rasisme dan bentuk diskriminasi yang lain, serta mengirim pesan yang jelas kepada dunia terkait hal ini," tambah pernyataan itu.

Menyusul pengusirannya, Frimpong mempertanyakan kemampuan negara itu menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 ketika insiden-insiden semacam ini masih terjadi.

"Panitia penyelenggara Rusia 2018 mengutuk rasisme dan diskriminasi dalam semua bentuk. Rasisme tidak memiliki tempat di dunia modern, setidaknya di manapun di dekat lapangan sepak bola," kata Kantor Media Rusia 2018 dalam pernyataannya.

"Kami percaya diri bahwa Piala Dunia 2018 di Rusia, pada khususnya, dapat bertindak sebagai katalis untuk perubahan pola pikir dan tingkah laku positif untuk semua anggota komunitas sepak bola untuk tiga tahun mendatang."

"Piala Dunia 2018 di Rusia akan menjadi festival sepak bola yang hebat untuk para penggemar dan pesepak bola dari setiap sudut di dunia."

Sekretaris jenderal RFU, Anatoly Vorobyov, mengonfirmasi bahwa organisasinya akan menyelidiki masalah ini dan berharap klub-klub akan mengimplementasikan sejumlah pendekatan untuk mencegah hal seperti ini terulang kembali.

"Komite disiplin RFU akan meninjau situasi dan apa yang terjadi," kata Vorobyov kepada Reuters saat diwawancarai melalui telepon.

"Rasisme adalah hal yang menjijikkan, yang belum dapat kami hapus sepenuhnya. Virus rasisme lebih buruk daripada virus Ebola. Sayangnya, kami belum mampu untuk menemukan obatnya."

"Klub-klub semestinya menerapkan skema yang lebih efektif untuk dikerjakan dengan para penggemar perihal isu ini. Pertarungan melawan rasisme seharusnya menjadi prioritas untuk pekerjaan yang dilakukan oleh RFU."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement