REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Transisi tidak mau main-main dengan pembayaran match fee sebelum kick-off Piala kemerdekaan digulirkan tanggal 15 Agustus 2015. Anggot Tim Transisi Cheppy T Wartono mengatakan pihaknya akan membuat perjanjian dengan klub sebelum match fee dibayarkan.
"Kami akan buat perjanjian dengan klub soal pembayaran match fee sebelum pertandingan digelar," kata Cheppy T Wartono di kantor Kemenpora, Selasa (28/7).
Cheppy menegaskan dalam perjanjian itu akan dijelaskan hak dan kewajiban klub. Terutama kewajiban dalam membayar gaji pemain. Cheppy mewanti-wanti setelah Piala Kemerdekaan usai, tak satupun klub peserta urung membayarkan gaji pemain.
Jika tidak dibayarkan kata Cheppy, akan ada sanksi untuk klub. Tim Transisi akan melarang klub tersebut untuk ikut turnamen berikutnya yang digelar setelah Piala Kemerdekaan.
Sedangkan untuk prosedur pembayaran dan jumlah yang dibayarkan, Cheppy memastikan tidak akan ada campur tangan Tim Transisi. Klub mempunyai hak penuh dalam penetapan pembayaran gaji.
"Terserah bagaimana prosedurnya. Mau dibayar per pertandingan atau setelah Piala Kemerdekaan usai. Yang penting harus bayar gaji pemain dan akan disanksi jika tidak dibayarkan," tegas Cheppy.
Sebelumnya, Tim Transisi sudah mengumumkan pembayaran match fee untuk tahap awal sebesar Rp 50 juta. Tim Transisi berencana akan membayarkan itu langsung ke rekening perusahaan yang diserahkansampai 1 Agustus 2015.
"Kita bayarkan ke rekening perusahaan. Kalau ke rekening pribadi nanti dibawa lari," kata Cheppy.