REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Pemerintah Spanyol akhirnya memberikan sanksi kepada Bacelona dan Athletico Bilbao, menyusul siulan masal terhadap lagu kebangsaan negara tersebut. Hal itu terjadi ketika kedua tim melakoni laga final Copa del Rey akhir Juni lalu di Camp Nou.
Bahkan, siulan tersebut terekam hingga mencapai 119 desibel. Namun, ternyata, bukan hanya soal siulan, suporter juga terlibat inciden lain seperti menyalakan flare dan banner. Akibatnya, kedua klub Catalan tersebut dikenakan denda oleh CSD (Komisi pemerintah bidang Olahraga), dan komisi anti-kekerasan.
Barcelona didenda sebesar 66 ribu euro (Rp 980 juta), Bilbao sebesar 18 ribu euro (Rp 267 juta) dan federasi sepakbola Spanyol juga ikut terkena sanksi sebesar 123 ribu euro (Rp 1,8 miliar). Pemerintah Spanyol juga tutur mendenda Catalunya Accio (Organisasi politik kemerdekaan Catalan yang didirikan pada 2004), sebesar 100 ribu euro (Rp 1,5 miliar), dan sebesar 70 ribu euro (Rp 1 miliar) kepada kelompok yang berplatform untuk kemerdekaan Catalan.
Hukuman serupa juga diberikan oleh UEFA kepada Barca, terkait dengan bendera kemerdekaan pro-Catalan, yang dikibarkan dalam final Liga Champions di Berlin. Barca didenda UEFA sebesar 30 ribur euro (Rp 441 juta).
Menanggapi hal itu, Barcelona menyayangkan pemberian sanksi yang diberikan oleh Pemerintah Spanyol melalui CSD. Gelombang deklarasi kemerdekaan Catalan memang terus mencuat melalui saat Barcelona dan Bilbao bertanding. Beberapa kali, suporter kedua klub selalu bersiul jika lagu kebangsaan Spanyol dilantunkan. ''Itu tidak adil,'' tegas presiden Barcelona Josep Maria Bartomeu, seperti dilansir Footbal-Espana, Selasa (28/7).
Bartomeu tidak menyalahkan apa yang dilakukan oleh fans klubnya itu. Ia malah membela fans dengan mengatakan mereka adalah sosialis. Menurutnya, setiap warga negara memiliki hak untuk menyampaikan ekspresi kemerdekaan. Apalagi, lajut dia, Barcelona adalah klub yang demokratis.
Sebagai presiden klub, Bartomeu tidak akan pernah melarang aksi tersebut, karena mereka menyampaikan apa yang menurut mereka tepat. ''Saya pikir ekspresi perasaan dan ide harus benar -benar bebas,'' ujar Bartomeu.