Selasa 11 Aug 2015 23:03 WIB

FIFA Tunjuk Kepala Komisi Reformasi

Red: M Akbar
Logo FIFA
Foto: AP
Logo FIFA

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- FIFA dilaporkan telah menunjuk mantan direktur jenderal Komite Olimpiade Internasional (IOC) Francois Carrard untuk memimpin Komite Reformasi 2016 badan sepak bola dunia itu.

Pengacara asal Swiss Carrard (77), sebelumnya membimbing IOC melalui reformasi kepengurusan mereka sendiri setelah skandal penyuapan yang menghantam Olimpiade Musim Dingin Salt Lake 2002.

FIFA saat ini juga didera skandal penyuapan setelah tujuh ofisial sepak bola ditahan pada penyergapan di hotel Zurich pada malam menjelang kongres FIFA pada Mei.

"Vital bagi masa depan sepak bola global untuk merestorasi integritas dan reputasi badan organisasinya," kata Carrard, yang ditunjuk menyusul konsultasi dengan enam konfederasi sepak bola dan akan dibantu oleh dua perwakilan dari masing-masing konfederasi.

"Sebagai kepala indepensen, saya berkomitmen untuk mengantar hal-hal yang diperlukan terkait reformasi-reformasi yang kredibel, bekerja dengan para perwakilan dari sepak bola dan masyarakat yang lebih luas."

"Untuk mencapai hal itu, saya akan membentuk dewan penasehat independen, mengambil perwakilan-perwakilan dari luar sepak bola, untuk mendukung pekerjaan komite dan menyediakan lapisan tambahan terhadap keahlian independen."

Komite Reformasi akan menyediakan awal pemutakhiran terhadap Komite Eksekutif FIFA, ketika mereka mengadakan pertemuan pada 24-25 September, kata FIFA dalam pernyataannya.

Presiden FIFA Sepp Blatter, yang akan mengundurkan diri pada Februari ketika pemilihan yang baru akan dilangsungkan, mengatakan Carrard merupakan 'orang yang tepat' dengan 'rekam jejak yang telah terbukti.'

Ia menambahi, "Kami yakin bahwa ia dapat membantu FIFA untuk memperkuat struktur-struktur organisasi dengan cara yang kredibel dan bermakna."

Skandal korupsi menghantam Blatter dengan keras, di mana ketua asal Swiss itu, tiba-tiba berjanji akan mengundurkan diri meski memenangi masa jabatan kelima pada pemilihan yang berlangsung pada Mei di Zurich.

Pemungutan suara itu berlangsung dua hari setelah penangkapan tujuh ofisial FIFA, yang merupakan sebagian dari 14 orang yang menghadapi dakwaan-dakwaan di AS terkait penyuapan lebih dari 150 juta dolar untuk kontrak-kontrak pemasaran dan iklan.

Paralel dengan hal itu, para penyelidik Swiss tengah melakukan penyelidikan terhadap pemberian hak menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 kepada Rusia dan Qatar.

Skandal itu membuat sponsor-sponsor besar FIFA, yakni McDonald's, Coca-Cola, dan Visa untuk menuntut dibentuknya komisi reformasi independen.

Blatter berkata, "Mitra-mitra komersial FIFA juga akan memainkan peran kunci dalam reformasi-reformasi, dan kami akan berdiskusi dengan mereka dengan cara seproduktif mungkin untuk memasukkan pandangan-pandangan mereka." Mitra-mitra komersial itu juga akan menunjuk dua perwakilan terhadap komisi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement