REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Persija, Rahmad Darmawan, mengecam niat tim transisi yang akan memaksakan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) jllid dua. Arsitek Macan Kemayoran itu berani bertaruh bahwa KLB yang diselenggarakan oleh tim transisi akan melahirkan dualisme klub jilid dua.
Hal itu disebutnya berdasarkan pengalaman saat terjadi dualisme kompetisi yang melahirkan dualisme klub, di antaranya Persebaya Surabaya dengan Persebaya 1927 yang hingga kini masih terjadi.
Pelatih yang pernah menangani Persipura Jayapura itu menegaskan KLB bukanlah solusi yang tepat untuk memecahakn persoalan sepak bola nasional yang sedang terjadi. Justru, menurut dia, KLB nanti memiliki risiko yang sangat tinggi dan tidak menutup kemungkinan konflik akan terus berlarut-larut.
"Kalau ini terjadi, akan ada klub yang kloningan lagi, itu dengan tujuan melengkapi suara di kongres. Mungkin bapak bisa menang, tapi akan ada perpecahan dan dampaknya berlangsung lama," ujar Rahmad saat berdialog dengan perwakilan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Selasa (11/8) kemarin.
Selain itu pelatih yang kerap disapa RD itu meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, menghadiri undangan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas Ham). Selain Menpora, Komnas Ham juga mengundang Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), PSSI, asosiasi pemain, asosiasi pelatih. Rencananya pertemuan tersebut akan dilangsungkan pada Kamis (13/8) di kantor Komnas Ham.
Sebelumnya, RD mengadu kepada Komnas Ham terkait dampak yang ditimbulkan oleh Surat Keputusan (SK) pembekuan PSSI oleh Menpora. RD tidak sendirian, bersama perangkat pertandingan seperti wasit, suporter, termasuk yang pedagang atribut sepak bola menyebut Menpora telah mematikan karier dan pekerjaannya.
"Tentu saya berharap ketika ditemukan Komnas HAM, semua bisa hadir. Saya ingin ada jalan keluar untuk permasalahan yang ada. Banyak yang menderita akibat SK tersebut," kata RD.