Kamis 20 Aug 2015 05:25 WIB

Erick Thohir: Tak Ada Uang Pemerintah di Piala Presiden

Rep: Ali Mansur/ Red: Ilham
 Presiden Direktur PT VIVA Erick Tohir (kiri) dan Komisaris Utama VIVA, Anindya Novyan Bakrie.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Presiden Direktur PT VIVA Erick Tohir (kiri) dan Komisaris Utama VIVA, Anindya Novyan Bakrie.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur Mahaka, Erick Thohir menegaskan tidak ada uang pemrintah sepersen pun di ajang Turnamen Piala Presiden. Menurutnya, dana untuk menggelar turnamen tersebut murni dari pihak swasta, termasuk sponsor. Bahkan, Presiden Inter Milan itu mengungkapkan sebanyak enam sponsor sudah siap bekerja sama menggelar turnamen yang diikuti oleh 16 tim campuran Liga Super Indonesia (ISL) dan Divisi Utama.

Tohir bukan anti pemerintah, namun dia enggan diperiksa masalah uang. Sayangnya, dalam kesempatan itu dia masih belum mau membeberkan nama-nama sponsor tersebut. "Nanti kami umumkan, tapi saat ini kami masih negoisasi, karena permintaan sponsor bermacam-macam," ungkap Erick, saat ditemuiali di Menara Bank Mega, Rabu (19/8).

Erick sendiri menjamin Turnamen Piala Presiden berjalan dengan lancar. Sebab, semua pihak terkait sudah setuju. Bahkan, Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) dan PSSI juga mensupport penyelenggaraan Turnamen Piala Kemerdekaan.

Tohir menegaskan, promotor Mahaka Sport and Entertainment tidak berpihak kepada satu kubu yang saat ini masih bertikai. Dia hanya ingin menyelamatkan klub-klub sepak bola Indonesia.

Piala Presiden sendiri telah menjanjikan hadiah yang cukup besar. Klub yang mampu menjadi juara akan diguyur hadiah sebesar Rp 3 miliar dan runner up berhak atas uang senilai Rp 2 miliar.

Selanjutnya, juara tiga dan keempat akan mendapat kucuran dana Rp 1 miliar dan Rp 500 juta. Tidak hanya itu, setiap klub yang tampil di putaran grup bakal mendapat Rp 500 juta. Uang yang diterima akan bertambah sebesar Rp 250 juta jika mereka mampu lolos babak berikutnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement