REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) meminta Tim Transisi dan operator pelaksana Piala Kemerdekaan 2015, bertanggung jawab atas tunggakan kompensasi pertandingan (match fee).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) BOPI, Heru Nugroho, mengatakan akan memanggil dua otoritas pelaksana kompetisi bikinan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk meminta penjelasan.
Heru menegaskan, BOPI, sebagai badan pengawas pelaksana Piala Kemerdekaan berhak untuk mengoreksi pelaksanaan kompetisi tersebut. "Makanya nanti kita butuh penjelasan. Kenapa kok bisa belum dibayar match fee-nya," kata dia saat dihubungi, Kamis (27/8).
Heru pun menerangkan, Tim Transisi bersama Kemenpora adalah otoritas pertama yang harus bertanggung jawab untuk membayar match fee tersebut. Sementara PT. Cataluna Sportindo, sebagai operator Piala Kemerdekaan yang ditunjuk adalah pengelola dana dari sponsor Piala Kemerdekaan, sekaligus otoritas untuk pembayaran tunggakan tersebut.
Persoalan lainnya, diungkapkan dia, sponsor Piala Kemerdekaan tersebut juga belum terang. Sebab, sampai hari ini, BOPI pun tak mengetahui sponsor yang menjadi penanggungjawab tersedianya anggaran Piala Kemerdekaan.
Disinggung soal pernyataan Ketua Umum BOPI, Noor Aman yang pernah mengatakan sponsor utama Piala Kemerdekaan adalah Bank Mandiri dan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, Senin (10/8), Heru mengaku, "Kami (BOPI) hanya menduga-duga. Tapi nggak tahu juga siapa (sponsornya)."
Penanggung jawab pelaksana Piala Kemerdekaan, belum membayar uang kompensasi pertandingan untuk klub-klub peserta dalam kompetisi bola sepak tersebut. Padahal kompetisi karangan Tim Transisi Sepak Bola Indonesia itu sudah dilangsungkan sejak Sabtu (15/8) lalu.
Tim Transisi bentukan Kemenpora mengakui, sampai hari ini kompensasi baru diberikan untuk sekali pertandingan. Padahal, hingga memasuki pekan kedua Piala Kemerdekaan, kejuaraan tersebut akan memasuki babak terakhir penyisihan group.
Anggota Tim Transisi, Zuhairi Misrawi saat konfrensi pers di Kemenpora, Rabu (26/8) menyampaikan, keterlambatan pemberian insentif pertandingan itu bukan sengaja. Kata dia, tertundanya kompensasi tersebut lantaran proses panjang penjang pencairan dana dari sponsor. Dia pun menolak untuk menyebutkan sponsor yang dimaksud.
"Bukan tidak dibayar. Ada atau belum adanya sponsor paling telat (akan dibayar) 30 Agustus atau 6 September mendatang," sambung dia.
Tertunggaknya match fee pertandingan, sempat membuat sejumlah klub peserta Piala Kemerdekaan mengancam melakukan aksi mogok bertanding. Sebabnya, match fee yang dijanjikan oleh Tim Transisi senilai Rp 50 juta setiap laga memang belum dibayarkan.