REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Gilang Akbar Prambadi
Twitter: @gilangORI
Periode baru Manchester United (MU) usai 26 tahun kepemimpinan Sir Alex Ferguson sudah mulai bergulir sejak Setan Merah ditangani David Moyes dua musim silam. Seiring berjalannya waktu, nama Louis Van Gaal lalu muncul setahun berikutnya sebagai arsitek MU. Didapuk jadi pengganti Moyes, seluruh pecinta United menaruh harapan besar agar Van Gaal bisa meneruskan tongkat estafet kejayaan United dari Fergie, sapaan akrab Sir Alex.
Memang sulit melepas bayang-bayang Fergie dari United. Niscaya siapapun pelatih yang menangani MU akan terus dibandingkan dengan sosok pemberi 38 gelar bagi United itu. Sebab utama terjungkalnya Moyes dari kursi manajer United pun tak jauh dari faktor masih melekatnya bayang-bayang Fergie.
Setelah 10 bulan memimpin MU, Moyes dianggap tak bisa memanfaatkan warisan terbesar Sir Alex Ferguson. Padahal, warisan tersebut terbukti memberikan gelar bagi United di bawah tangan besi Sir Alex. Warisan berharga tersebut adalah, Fergie Babes.
Fergie Babes ialah sebutan untuk para pemain yang tergabung dalam pasukan United di bawah rezim Sir Alex. Ada 28 babes peninggalan opa Fergie yang dititipkan kepada Moyes.
Menyandang status sebagai the Chosen One, Moyes tampaknya enggan mengubah komposisi juara yang pendahulunya tinggalkan. Pria asal Skotlandia ini masih mempertahankan 26 anggota warisan Fergie dengan hanya melepas Fabio Da Silva serta merelakan pensiunnya Ryan Giggs. Selain itu, ada Nemanja Vidic yang memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak bersama MU di bawah Moyes.
Tapi ketika tongkat kepemimpinan pelatih MU berpindah ke Van Gaal, sebuah eksodus terjadi. Cuci gudang ala Si Tulip Besi terlaksana sejak awal kedatangannya dengan membuka pintu bagi Alex Buttner dan Rio Ferdinand untuk pindah ke klub lain.
Setelah dua defender tersebut, kepergian Fergie Babes terus terjadi di bursa transfer selama dua musim panas terakhir. Tak tanggung-tanggung, baru semusim menangani MU, total 17 pemain peninggalan Fergie didepak oleh Van Gaal.
Menyusul Buttner dan Ferdinand, ada Shinji Kagawa, Fabio Da Silva, Kiko Macheda, Patrice Evra, Danny Welbeck, Darren Fletcher, serta Wilfried Zaha yang jadi ‘korban’ eksodus jilid pertama Van Gaal. Di edisi kedua, Jonny Evans, Robin van Persie, Angelo Henriquez, Anders Lindegaard, Rafael Da Silva, Javier Hernandez, Luis Nani, dan Tom Cleverley ‘dibuang’ oleh Van Gaal.
Alhasil, hanya berselang dua tahun sejak ditinggal sang opa, kini anggota Fergie Babes hanya tersisa delapan orang saja. Mereka adalah Wayne Rooney, Michael Carrick, Antonio Valencia, Ashley Young, Phil Jones, Chris Smalling, Nick Powell, dan David De Gea.
Menilik dari sepak terjang Van Gaal dalam memilih pemain untuk berlaga di enam partai MU awal musim ini, agaknya kedelapan pemain yang disebutkan pun posisinya tak semua aman. Hanya Rooney dan Smalling yang masih jadi andalan utama Van Gaal laga-laga United sejauh ini. Sisanya, kebanyakan harus memulai laga dari bangku cadangan atau bahkan tak pernah sama sekali dimainkan.
Lihatlah De Gea. Pemain yang dulu diboyong Fergie tahun 2011 silam kini nasibnya tak kunjung menemui kejelasaan. Semenit pun, dia belum pernah diturunkan oleh Van Gaal musim ini. Padahal di tangan Fergie, De Gea muda menjelma menjadi sosok yang mampu membuat orang berpikir bahwa kiper utama Spanyol Iker Casillas kini punya pengganti.
Mungkin Van Gaal akan menggelengkan kepala andai ditanya apakah eksodus ini bagian dari rencananya untuk melepas bayang-bayang United dari Fergie. Tapi eks pelatih Timnas Belanda itu berkali-kali selalu menyatakan sebuah kalimat yang menyiratkan sebuah makna: Ikuti filosofi saya, atau silakan pergi. Kalimat inilah yang kini sedang mencengkeram sisa-sisa Fergie Babes.
Suka tidak suka, tangan Van Gaal tampaknya lebih besi dari seorang Sir Alex. Bagi fan MU, agaknya tak meleset jika menyebut musim ini adalah waktu yang tepat untuk mengubur harapan itu. Harapan agar kejayaan Untied dapat terulang bersama warisan Sir Alex, Fergie Babes. Pasalnya, sebuah era baru telah dimulai. Era dimana United kini dipimpin oleh seorang ahli strategi yang memiliki dan memegang teguh filosofinya sendiri.