REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) belum memutuskan nasib Tim Transisi. Tim bikinan Menpora Imam Nahrawi itu akan berakhir tugasnya pada pekan depan.
Beberapa alternatif keberadaan tim tersebut sudah ada. Akan tetapi, keputusan tetap berada dalam kewenangan menteri.
Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora Gatot Dewa Broto mengatakan alternatif tersebut antara lain pembubaran atau memperpanjang dengan kembali mengocok ulang para personelnya.
"Tapi terus terang jawaban itu ada di tangan Pak Menteri (Imam Nahrawi). Belum ada pembahasan khusus juga tentang itu (kelanjutan Tim Transisi)," kata Gatot di Kemenpora, Kamis (10/9).
Gatot yang juga merangkap sebagai Juru Bicara (Jubir) Kemenpora itu pun menambahkan, hanya menteri sebagai pejabat pembentuk yang berhak menilai kinerja dan memutuskan nasib tim tersebut. Hanya, dikatakan Gatot, mata telanjang masyarakat bisa mengambil kesimpulan tentang sepak terjang tim tersebut selama ini.
Jika mengacu tugas pokok Tim Transisi, diterangkan Gatot memang fungsinya harus diakui belum berjalan sepenuhnya. Akan tetapi dia percaya, Tim Transisi sudah bekerja dengan baik dan bertanggung jawab selama berkantor di Kemepora.
Tim Transisi yang terdiri dari 15 personel ditugaskan selama lima bulan untuk menjalankan empat tugas dan fungsi pokok. Pertama melakukan tugas sebagai fungsionaris pengganti PSSI. Artinya, Tim Transisi menjadi badan induk cabang olah raga sepak bola di Tanah Air sejak PSSI dibekukan.
Selanjutnya, sebagai badan pengganti PSSI, maka Tim Transisi selama masa tugasnya diwajibkan untuk menyiapkan ulang dan menjalankan kompetisi sepak bola domestik.
Ketiga, mempersiapkan tim nasional (timnas) sepak bola untuk mengikuti kompetisi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Terakhir, Tim Transisi juga ditugaskan untuk mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB) untuk menyusun kembali kepengurusan PSSI. Gatot mengatakan, "Kanya pers dan Pak Menteri yang tahu tugas mana yang sudah berhasil."