REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Olah Raga Profesional Indonesia (BOPI) menilai, pelaksanaan Piala Presiden 2015 berlangsung baik. Penilaian tersebut dikatakan BOPI, menyusul evaluasi turnamen bikinan Mahaka Sport tersebut.
Sekertaris Jenderal (Sekjen) BOPI, Heru Nugroho mengatakan, meskipun tetap ada kekurangan, tapi badan verifikasi bikinan Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) itu menilai, Mahaka mampu menambal sisi minus tersebut.
"Jadi hasil evaluasi dengan Mahaka BOPI menilai Piala Presiden dijalankan dengan baik. Memang ada kerikil-kerikil kecil. Tapi itu dijelaskan Mahaka dengan baik," kata dia, di Jakarta, Kamis (10/9).
Heru menyampaikan, sebagai operator pelaksana Piala Presiden, Mahaka kooperatif menjawab kritikan dan masukan BOPI. Itu dikatakan Heru terbukti dengan kemaun Mahaka melangsungkan evaluasi bersama pada Kamis (10/9). Evaluasi tersebut merupakan koreksi pertama selama gelaran turnamen sepak bola sementara di Tanah Air itu.
BOPI meminta Mahaka menghadap untuk melakukan evaluasi pelaksanaan Piala Presiden. Evaluasi tersebut sekaligus tempat bagi BOPI untuk meminta Mahaka mengklarifikasi beberapa insiden selama pelaksanaan Piala Presiden.
Dalam catatan BOPI ada beberapa insiden selama turnamen yang menciderai kompetisi tersebut. Beberapa insiden tersebut antara lain: terkait aksi kepengurusan PSSI (non aktif) yang hadir di gelaran perdana Piala Presiden 30 Agustus lalu di Bali.
BOPI juga mempertanyakan soal adanya spanduk-spanduk rasisme yang diarahkan untuk Menpora Imam Nahrawi dan BOPI. Selain itu, BOPI juga mempersoalkan lambang PSSI di seragam wasit dalam turnamen tersebut. Heru mengungkapkan, dalam evaluasi selama lebih dari dua jam di Kemenpora, penjelasan Mahaka terkait semua insiden tersebut memuaskan.
Dikatakan dia soal spanduk liar dan kehadiran petinggi PSSI dalam gelaran Piala Kemerdekaan memang tak bisa dihindari. Mahaka memastikan bahwa insiden tersebut diluar kendali operator. BOPI pun setuju menganggap insiden tersebut merupakan aksi cari panggung PSSI di gelaran resmi.
"Penjelasan Mahaka membuat kami (BOPI) menilai memang ketika itu ada usaha cari panggung orang-orang PSSI," ujar dia. Terkait logo PSSI di seragam hakim pertandingan, BOPI pun dikatakan Heru menerima penjelasan Mahaka.
"Memang tidak bisa menyalahkan Mahaka kalau soal atribut PSSI di kaos wasit. Atribut itu memang sudah dikomunikasi Mahaka bersama Asprov (Asosiasi Provinsi)," ujar dia.