REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana tim tranisisi bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI mendapatkan tanggapan dari sejumlah pelaku sepak bola. Salah satunya dari pelatih Persija Jakarta, Rahmad Darmawan.
Dia mengingatkan tindakan tim tranisisi memaksakan KLB tidak bisa menyelesaikan persoalan yang ada. Bahkan dia meyakini langkah tersebut akan berdampak lebih buruk bagi sepak bola Indonsia.
Rahmad mengatakan dalam melakukan sesuatu baik untuk melatih maupun berorganisasi harus memiliki niat yang baik, yaitu tidak melanggar konstitusi. Sementara pengadilan sendiri belum mengeluarkan keputusan inkfrat, maka jika mereka tetap menggelar KLB, itu bisa dikatakan sebuah pelanggaran.
Jika itu terjadi, RD yakin akan menimbulkan permasalahan ke depannya. Dia juga meragukan menyelesaikan persoalan melalui pengadilan adalah jalan terbaik. " Saya tidak yakin hasilnya akan baik, atau mungkin bisa jadi lebih buruk," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (15/9).
Pelatih yang kerap disapa RD memiliki cara yang bisa digunakan oleh Kemenpora dan juga PSSI untuk menyelesaikan masalah sepak bola ini dengan tuntas. Yaitu dengan melakukan musyawarah mufakat, untuk mencari kesepahaman.
Sehingga selain dapat menyelesaikan masalah dengan cepat dan damai juga dapat mengantisipasi permasalahan kembali muncul. Hal ini tentu berbeda dengan jalan yang ditempuh oleh kedua belah pihak saat ini, yang memilih memperkarakan persoalan ini ke meja hijau.
Apalagi yang dipermasalahkan adalah salah satu cabang olahraga, bukan partai politik, jadi musyawarah mufakat adalah solusi yang terbaik untuk saat ini. Menurutnya olahraga sangat menjunjung tinggi sportivitas, dan menjaga persaudaraan. Maka tidak ada alasan, mereka menolak dan tidak bisa menjalan musyawarah tersebut.
"Ini bukan politik tapi olahraga jadi harus mengambil keputusan yang dianggap masuk akal oleh insan olahraga," tambah pria kelahiran Bandar Lampung itu.