REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Aksi anarkis yang terjadi di pertandingan leg kedua perempat final Piala Presiden antara PSM Makassar dan Mitra Kukar pada Sabtu (26/9) berakhir ricuh. Pertikaian antara pemain kedua tim serta suporter melawan aparat keamanan menjadi tontonan setelah peluit panjang dibunyikan.
Ketua Pelaksana Piala Presiden Hasani Abdulgani menuturkan pihaknya siap memberikan sanksi berat kepada PSM Makassar dan Mitra Kukar, jika para pemain dari kedua tim terbukti memicu pertikaian. Sementara untuk tim, Hasani menyoroti betul apa yang dilakukan suporter PSM sehingga mereka membakar ban dan turun ke lapang saat pertandingan masih berlangsung.
"Kondisinya sekarang seperti ini (ricuh). Untuk denda saya belum bisa jawab sekarang. Kita lihat dulu semua data yang ada," singkat Hasani usai pertandingan, Sabtu (26/9).
Dalam pertandingan yang berkesudahan 2-1 atas kemenangan PSM, terjadi pertikaian antar pemain di dalam lapangan. Beberapa pemain PSM dan Mitra Kukar saling sikut dan saling kejar.
Pengejaran yang dilakukan stiker PSM Ferdinand Sinaga dan pemain lain akhirnya terhenti saat pemain Mitra Kukar beserta ofisial berdiam di bangku cadangan. Mereka kemudian diangkut dua mobil anti huru hara untuk keluar dari lapangan.
Sementara keributan lain terjadi antara suporter dan aparat keamanan. Suporter yang tidak menerima kepemimpinan wasit yang dianggap merugikan PSM, akhirnya melakukan pelemparan menggunakan botol air mineral. Selain itu mereka juga membakar ban, dan sebagian suporter menaiki pagar.
Melihat hal tersebut, aparat keamanan langsung menembakan gas air mata serta melakukan penangkapan terhadap suporter yang nakal. Adapula aparat yang menindak suporter dengan melayangkan pukulan dengan tongkat pemukul.