REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dalam pertandingan tuan rumah PSM Makassar melawan Mitra Kukar, bentrok antara suporter dan pihak keamanan terjadi beberapa kali. Bahkan pihak keamanan yang terdiri dari satuan Brimob, polisi dan TNI sempat melontarkan gas air mata untuk meredam aksi anarkis Suporter yang membakar ban dan turun ke lapang.
Melihat hal ini, Ketua panitir penyelenggara pertandingan PSM Ramli Manong menyebutkan, pihak keamanan terlalu agresif dalam menekan aksi Suporter. Bahkan brimob sempat melakukan pemukulan kepada suporter.
"Suporter marah karena mereka melihat wasit tidak bekerja secara baik. Ada saat dimana pemain PSM dirugikan karena tidak dapat penalti. Suporter jelas marah besar," papar Ramli.
Selain itu aksi pihak keamanan yang melakukan pemukulan dan menembakan gas air mata semakin menyulut suporter PSM melakukan pelemparan dan bakar ban di tribun penonton. Apalagi terdapat banyak anak kecil yang harus merasakan gas air mata karena ulah tersebut.
Mengenai aksi pertikaian antar pemain usai peluit akhir, Ramli menjelaskan bahwa pemainnya tersulu omongan kasar dari pemain Mitra Kukar yang berkata kasar. Padahal usai pertadingan pemain PSM telah menerima kalau tim mereka gagal melaju ke semifinal.
"Ada pemain yang berkata kurang sopan kepada pemain PSM. Jelas anak-anak pasti jadi marah besar," ungkap Ramli.
Akibat kejadian ini pun, kedua tim enggan melakukan konferensi pers atas hasil pertandingan. Semua pemain Mitra Kukar langsung meninggalkan lapangan dibantu dua mobil baracuda melalui pintu samping lapangan Andi Matalatta.
Sementara pemain dan official PSM pun langsung membubarkan diri dan pergi dari stadion. "Ya mau bagaimana. Ini kan force majeur jadinya. Kita juga tidak bisa berbuat banyak," kata Ramli.