Senin 28 Sep 2015 20:15 WIB

Kasus Sepak Bola Gajah, Komdis PSSI Panggil Andi Darussalam Tabusalla

Andi Darussalam Tabussala
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Andi Darussalam Tabussala

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembar kelam kasus sepak bola gajah kembali mencuat ke permukaan. Komisi Disiplin PSSI berencana terus mengumpulkan bukti terkait pengaturan skor laga PSIS vs PSS Sleman pada Oktober 2014 tersebut.

Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Ahmad Yulianto menjadwalkan pemanggilan terhadap mantan Presiden Direktur PT Liga Indonesia, Andi Darussalam Tabusalla.

"Kami akan memanggil pak Andi Darussalam," kata Ahmad, Senin (28/9). Ahmad menegaskan, pemanggilan terhadap Andi Darussalam dijadwalkan pada Kamis (1/10).

Menurut Ahmad, proses investigasi yang dilakukan oleh Komdis PSSI sudah 80 persen rampung. Nantinya, pihak-pihak yang diduga bertanggungjawab atas praktik pengaturan skor dan pengaturan pertandingan itu akan dikenai sanksi oleh Komdis PSSI.

"Sebelum akhir tahun akan selesai," Ahmad menegaskan.

Lain hal, pada Senin (28/9), Anggota Komite Eksekutif PSSI Djamal Aziz memenuhi panggilan Komite Disiplin (Komdis) PSSI terkait pernyataan mantan pelatih Persipur Purwodadi, Gunawan dalam kasus pengaturan skor atau "match fixing" yang dilakukan klubnya pada 2013. Menurut penyataan Gunawan, dirinya telah menghubungi Djamal untuk melaporkan tindakan pengaturan skor yang dilakukan klubnya, namun laporan tersebut tidak direspons dan tidak ditindaklanjuti dengan pemberian sanksi.

"Pada 2011-2013 saya masuk menjadi komite media, bukan komite kompetisi. Sedangkan Gunawan bilang saya komite kompetisi," ujar Djamal usai menjalani sidang Komdis di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (28/9) malam.

Selama rentang waktu tersebut, Djamal yang juga menjabat sebagai anggota Komisi X DPR RI, mengaku belum secara maksimal menjalani perannya di PSSI. Terlebih, kata dia, pada 2011 juga terjadi dualisme kepengurusan di tubuh PSSI dan dari segi kompetisi pun terdapat unifikasi antara turnamen ISL dan IPL pada 2013 sehingga kepengurusan sepak bola Divisi Utama kurang terfokus.

"Waktu itu saya masih anggota dewan, dan pada saat itu tidak kurang dari 100 orang per hari yang menelfon saya. Jadi saya katakan tadi pada Komdis bahwa saya tidak ingat kapan, di mana, dan bagaimana Gunawan menelepon. Saya tidak ingat," ujar Djamal.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement