REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nachrawi, semakin bulat untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Ia mengatakan bisa bisa saja kepengurusan badan induk sepak bola nasional tersebut beralih dengan pembentukan formatur yang baru.
"Ada opsi-opsi lain. Termasuk kalau nantinya ada normalisasi," kata dia saat ditemui di Kemepora, Jakarta, Selasa (29/9).
Namun sampai sekarang, Imam mengaku, usaha untuk melangsungkan KLB PSSI belum ada pembicaraan. Saat ini, kata dia, dirinya sedang fokus untuk mengembalikan sepak bola Tanah Air ke posisi semestinya.
Satu prioritas adalah memberikan keyakinan agar Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) dan Federasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk mencabut pemberian sanksi. Keinginan tersebut terkait dengan rencana kedatangan delegasi FIFA dan AFC bulan mendatang.
Menurut Imam, kunjungan tim internasional tersebut diharapkan bisa memberikan solusi soal kondisi sepak bola dalam negeri. Termasuk kehendak pemerintah untuk meyakinkan FIFA dan AFC agar mencabut sanksi.Imam mengatakan, kunjungan FIFA dan AFC seharusnya sekaligus untuk menginvestigasi kondisi sepak bola Indonesia.
"FIFA harus menginvestigas itu. (Soal) judi, pengaturan skor, sepak bola gajah di sepak bola kita," sambung Imam.
Selanjutnya, dikatakan politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, hasil penguakan kondisi sepak bola di Indonesia oleh FIFA itu, bisa jadi pertimbangan untuk pencabutan sanksi.
FIFA menjatuhkan sanksi pada sepak Indonesia. Sanksi dibacakan dalam rapat Eksecutive Committee (Exco) FIFA di Zurinch, Swiss, Sabtu (30/5), lalu. Isi sanksi itu memutuskan untuk menangguhkan badan induk sepak bola nasional (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) sampai batas waktu tak ditentukan.
"Apapun hasilnya nanti (kunjungan FIFA dan AFC) harapannya tentu untuk perbaikan sepak bola kita (Indonesia)," ujar Imam.
Dia menambahkan, adanya hasil kunjungan FIFA dan AFC akan membuka pintu baru bagi kondisi sepak bola Indonesia dan juga atas nasib PSSI.