REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sriwijaya FC berhasil menahan imbang 1-1 Arema Gronus pada putaran pertama semifinal Piala Presiden di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (3/10). Pelatih Sriwijaya FC, Beny Dollo mengaku keberhasilan Sriwijaya tersebut berkat belajar dari Kekalahan 3-1 di babak penyisihan Grup B.
Kedua gol dalam laga tersebut masing-masing dicetak oleh Cristian Gonzales dan Wildansyah. Pria yang kerap disapa Bendol itu, mengaku dirinya sengaja menerapkan gaya permainan bertahan hingga 90 menit. Menurutnya, gaya bertahan tersebut berkat pelajaran saat mereka dikalahkan Arema Cronus pada pertemuan terakhir.
Strategi itu diambilnya lantaran dia mengetahui bagaimana kekuatan Arema yang dihadapi di Stadion Kanjuruhan Malang. Bendol mengatakan jika timnya tidak menerapkan gaya bertahan tidak menutup kemungkinan gawang Sriwijaya akan dibobol lebih dari satu gol.
Mantan pelatih Persija Jakarta itu juga mengungkapkan jika Arema adalah kandidat kuat juara Turnamen Piala Presiden bersama Persib Bandung. Namun Sriwijaya juga memiliki kesempatan yang sama, untuk bisa berada di partai puncak turnamen gagasan Mahaka Sports and Entertainment tersebut.
"Saya pikir se-Indonesia tahu kekuatan Arema yang sesungguhnya, Arema itu tim yang sangat padu, kerjasama mereka satu-dua sentuhan sangat luar biasa, secara individu, perlini dan tim berjalan bagus," kata Bendol seperti dilansir laman Arema, Ahad (4/10).
Terkait hal itu, pemain bertahan Singo Edan, Fabiano Beltrame menyatakan keberhasilan Sriwijaya FC menahan timnya hanya sebuah keberuntungan belaka. Kemudian menurutnya pertahanan Arena sendiri sudah cukup bagus, dan lugas dalam bermain.
"Sriwijaya beruntung bisa mencetak gol, kami terus menekan namun gagal menciptakan peluang, tetapi inilah sepakbola," kata Fabiano.