REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahaka Sports and Entertainment selaku promotor Turnamen Piala Indonesia mengaku hingga saat ini belum mendapatkan izin dari pihak kepolisian terkait tempat final Piala Indonesia. Meski demikian, Mahaka Sports and Entertainment telah menetapkan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai pilihan pertama.
Namun jika pihak kepolisian tidak mengizinkan SUGBK dijadikan tempat partai puncak Piala Presiden, maka Stadion Kapten I Wayan Dipta menjadi opsi terbaik. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh CEO Mahaka Sports and Entertainment, Hasani Abdulgani.
Sarjana komunikasi lulusan City College, AS itu menjelaskan sebenarnya keputusan tempat final Piala Presiden pada Senin (12/10). Namun kerena pemberi izin, dalam hal ini pihak kepolisian belum dapat ditemui, maka keputusan tersebut akan diumumkan pada Selasa (13/10). Hasani berharap apapun keputusan yang bakal diambilnya dapat diterima oleh finalis Piala Presiden.
"Insya Allah keputusannya besok. Opsi pertama tetap di SUGBK, tapi jika kata mereka (Polisi) tidak kondusif kami punya opsi di Bali," kata Hasani saat dihubungi melalui seluler, Senin (12/10).
Penunjukkan SUGBK sebagai pilihan utama, karena stadion kebanggaan rakyat Indonesia ini memiliki sejarah yang panjang terhadap sepak bola Indonesia. Hasani meyakini jika semua pemain Indonesia memimpikan bermain di stadion dengan kapasitas sekitar 80 ribu itu.
Bahkan dianggapnya SUGBK merupkan roh dari pemain sepak bola asli Indonesia. Namun dirinya juga siap mengabaikan SUGBK jika phak kepolisian tidak mengizinkan. Kemudian terkait usulan suporter Persija Jakarta, The Jakmania yang menyarankan agar Mahaka Sports and Entertainment tidak menggelar partai final antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta di SUGBK.
The Jakmania berasalan kehadiran suporter Persib Bandung, di Jakarta dapat memicu kerusuahan, mengingat hubungan The Jakmania dan pendukung Persib tidaklah harmoinis. Namun Hasani menampikkan usulan tersebut, menurutnya justru momen ini menjadi kesempatan untuk The Jakmania dan Bobotoh bersikap dewasa.
Hasani mengingatkan, The Jakmania harus mencontoh saudarnya, Aremania. Kelompok suporter Arema Cronus itu tatap menerima dengan lapang dada, meski timnya tersingkir di babak semi final. Padahal saat itu, Singo Edan lebih dijagokan melaju ke babak final menantang Persib Bandung, tapi kenyataannya mereka harus tersingkir.
"Kalau begini terus kapan sepak bola Indoneisa bisa maju. Seharusnya ini jadi kesempatan untuk menunjukkan jika mereka suporter yan profesional," tambah Hasani.