REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada hari ini Ahad (18/10), ribuan pendukung Persib Bandung, Bobotoh sudah memadati area Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUBK). Mereka terlihat sangat antusias menanti tim kesayangan mereka berlaga di ajang final Piala Presiden.
Bahkan tidak sedikit dari mereka sampai menginap di sekitaran stadion. Mereka tidak hanya datang dari wilayah Bandung, tapi juga datang dari Tasikmalaya hingga Pangandaran. Pemandangan yang sangat langkah pun terhampar di sepanjang ring road SUGBK.
Mulai dari anak-anak sampai pria berumur tak ada rasa takut sama sekali menggunakan kaos biru, yang selama ini sangat tabuh. Permusuhan antara Bobotoh dengan pendukung Persija Jakarta, The Jakmania seolah-olah sirna ditelan euforia final Piala Presiden.
Tak ada rasa ketegangan diraut wajah mereka, bahkan mereka merasa di rumah sendiri, Stadion Si Jalak Harupat, di Bandung. Meski demikian, tidak terdengar nyanyian dan yel-yel bernada rasis yang kerap mereka nyanyikan di stadion kebanggaan mereka. Hal ini mereka lakukan selain untuk menjaga kelancaran final Piala Presiden, juga untuk mendukung perdamaian antar suporter.
“Kami sudah lelah terus bermusuhan. Kalau damai kami juga bisa nonton di Jakarta dengan aman. Mereka (The Jakmania) juga bisa nonton di Bandung dengan aman,” ujar Wawan Gunawan, Bobotoh asal Cimahi, saat ditemui di pintu 1 SUGBK, Ahad (18/10).
Hal yang sama juga diharapkan oleh The Jakmania. Bahkan pendukung setia Persija Jakarta ini, dengan berani tanpa rasa takut datang ke SUGBK dengan memakai jaket Macan Kemayoran. Tidak hanya itu mereka juga menyambut Bobotoh dengan membentangkan spanduk bertuliskan, “Selamat Datang Bobotoh #SavePersija ‘Bersatu Itu Seru.”
Salah satu anggota The Jakmania, Rifal mengaku kedatangannya sengaja untuk menyambut Bobotoh. Pria asal Jembatan Lima, Jakarta Barat itu merasa tak takut sama sekali dengan banyaknya ribuan suporter Persib tersebut. Rifal juga berterima kasih atas pengertian Bobotoh yang bisa menjaga sikapnya selama final Piala Presiden.
“Kami datang untuk menyambut bukan menyambit. Saya datang dengan niat baik, jadi tidak takut,” harap pria berusia 18 tahun itu.