REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turnamen Piala Presiden 2015 telah berakhir dengan melahirkan Persib Bandung sebagai juara pada Ahad (18/10) lalu. Setelah turnamen buatan Mahaka Sports and Entertainment, itu giliran Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar turnamen serupa.
Menpora Imam Nahrawi sudah menyiapkan nama-nama turnamen tersebut, diantaranya Piala Panglima TNI. Rencananya Piala Panglima TNI sendiri akan digulirkan pada 10 November mendatang. Sebagai langkah kongkretnya dalam waktu dekat, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu bakal mengumpulkan klub Divisi Utama (DU) dan klub Indonesia Super League (ISL).
Bahkan untuk Piala Panglima TNI sendiri akan melibatkan klub peserta Piala Kemerdekaan dan Piala Presiden. Imam berharap sukses Piala Presiden bisa membuat klub kembali semangat mengikuti turnamen. Meski demkian Imam menegaskan turnamen tetap berada dalam supervisi Tim Transisi. Sebelumnya, Piala Kemerdekaan buatan Tim Transisi berjalan mengecewakan. Hal ini terbukti karena banyaknya keluhan dari peserta turnamen tersebut.
Terkait turnamen gagasan Kemenpora dan Tim Transisi tersebut, Bali United Pusam sendiri belum dapat dipastikan ambil peranan. Yabes menjelaskan pihaknya akan melihat dan mengkaji lebih dulu siapa penyelenggara atau Event Organizer-nya (EO).
Jika EO-nya memiliki kredebilitas sama seperti Mahaka Sport and Entertainment, maka kemungkinan Serdadu Tridatu akan ikut. "Tapi saya mendengar PSSI akan mengadakan partandingan juga, tentu akan kami pilih PSSI," kata Manajer Bali United, Yabes Tanuri dengan mantap saat dihubungi melalui seluler, Selasa (20/10).
Yabes menambahkan seharusnya pemerintah tidak hanya menggelar turnamen-turnamen semata, tapi juga menuntaskan konflik yang harus segera diselesaikan. Yabes mengakui dengan adanya konflik antara Kemenpora dan PSSI banyak memakan korban, terutama dari pelaku sepak bola.
Disebutnya, Bali United dan klub-klub ISL lainnya tidak akan bertahan jika konflik ini tidak diselesaikan dalam jangka waktu yang lama. Maka Bali United pun berharap semangat untuk menyelesaikan polemik sepak bola Indonesi menjadi prioritas.