Rabu 21 Oct 2015 20:50 WIB

Soal Sanksi FIFA, Jokowi Diguyur Curhat Pemain

Red: M Akbar
Presiden Joko Widodo (tengah) berfoto bersama dengan Manager berdialog dengan manager, pelatih dan sejumlah pemain Persib Bandung pada acara Silahturahim dengan peserta Turnamen Sepakbola Piala Presiden Tahun 2015 di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/10).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo (tengah) berfoto bersama dengan Manager berdialog dengan manager, pelatih dan sejumlah pemain Persib Bandung pada acara Silahturahim dengan peserta Turnamen Sepakbola Piala Presiden Tahun 2015 di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petinggi Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) mendapat kesempatan berdialog dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Senin (19/10/2015) malam WIB. Gelandang Persib Firman Utina yang juga aktif di APPI mengatakan berbagai hal disampaikan pada pertemuan tersebut.

Salah satu poin yang disampaikan kepada Presiden adalah harapan segera dicabutnya sanksi FIFA kepada Indonesia. Setelah itu, kompetisi kembali digulirkan dan tidak hanya fokus untuk mengadakan berbagai turnamen.

“Kemarin sempat ke istana dan bertemu Presiden. Kami sampaikan apa yang diinginkan pemain. Mereka ingin sanksi FIFA untuk Indonesia itu dicabut. Kompetisi cepat bergulir. Jangan hanya melihat dengan turnamen ini,” kata Firman seperti dilansir dari laman resmi Persib.

Menurutnya, turnamen yang digulirkan selama ini bukan tidak baik, namun tetap harus ada kompetisi karena berimbas pada prestasi dan ranking Indonesia di FIFA. Selain itu, kompetisi pun penting untuk jenjang karier pesepakbola junior.

Turnamen baik, apalagi saat ini mengurangi rasa rindu pecinta sepakbola. Hanya tetap kita harus memikirkan hal lainnya, seperti pembinaan usia muda yang akan termotivasi jika ada kompetisi, karena jenjang kariernya ada. Di turnamen, tim yang lolos bisa terus maju, tapi yang tidak lolos berhenti dan tidak ada kerjaan. Itu juga yang kita pikirkan,” ucapnya.

Pada pertemuan yang juga dihadiri Bambang Pamungkas, Ponaryo Astaman dan yang lainnya, dia mengatakan untuk berbenah di PSSI bukan dengan cara pembekuan seperti yang saat ini dilakukan. Namun, perbaikan dapat dilakukan dengan fokus pada individu-individunya, tidak kepada lembaga atau organisasinya.

“Saya dan teman-teman lain, ada Bambang juga mengatakan harus segera cabut sanksi ini, terus bentuk lagi orang yang mau benar-benar mengurus PSSI. Cari yang mau kerja demi kemajuan sepakbola Indonesia. Liga amatir misalnya harus benar-benar dikelola baik, harus banyak kompetisi usia dini. Berikan pelatih yang memang berkualitas untuk usia dini, pelatih yang punya lisensi, karena di Indonesia ini sangat kekurangan pelatih juga,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement