REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI tidak merasa keberatan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menggagas turnamen Piala Jenderal Sudirman. Namun PSSI yang dalam posisi terkena sanksi FIFA akibat intervensi pemerintah berkewajiban memberitahukan keterlibatan PSSI sangat penting dalam mensukseskan event tersebut.
Sekretaris jenderal (Sekjen) PSSI Azwan Karim mengatakan keterlibatan PSSI itu diperlukan. ''Bukan hanya anggotanya yang dilibatkan, tetapi PSSI sebagai satu-satunya organisasi sepak bola yang memiliki perangkat pertandingan,'' ujarnya di Jakarta, Selasa (27/10).
Penegasan sikap ini disampaikan Azwan bukan bermaksud bahwa PSSI tidak ingin mendukung hajatan yang digagas oleh Panglima TNI tersebut. Tetapi posisi PSSI yang sedang terkena sanksi FIFA, kata dia, pasti terus dipantau AFC/FIFA sejak ada SK pembekuan Kemenpora.
''Wajar saja jika PSSI khawatir campur tangan pemerintah akan menambah panjang sanksi FIFA terhadap PSSI. Apalagi kalau sampai event Piala Jenderal Sudirman yang melibatkan anggota resmi PSSI tidak mengantongi rekomendasi PSSI.''
Mahaka Sport selaku event organizer (EO), kata Azwan, pasti paham betul dengan aturan membuat turnamen perlu adanya rekomendasi PSSI. Azwan mengatakan Mahaka sangat paham betul karena pada pelaksanaan Piala Presiden mereka meminta rekomendasi dari PSSI.
"Selain meminta rekomendasi, Mahaka juga meminta kepada PSSI agar dapat menggunakan perangkat pertandingan yang digunakan di kompetisi ISL," ujar Azwan.
Sesuai rencana, Piala Jenderal Sudirman akan diikuti 15 tim, di mana 14 di antaranya merupakan klub Liga Super Indonesia (ISL). Adapun satu lainnya yaitu Persatuan Sepak Bola (PS) TNI. Turnamen tersebut rencananya digelar mulai 14 November hingga 24 Januari 2016. Untuk babak babak penyisihan grup, akan diadakan di tiga kota yaitu, Surabaya, Malang dan Pulau Bali.