Rabu 28 Oct 2015 15:10 WIB

Ini Alasan Perlunya Water Break di Tengah Pertandingan

Rep: Ali Mansur/ Red: Citra Listya Rini
Sepak bola
Foto: devianart
Sepak bola

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turnamen Piala Presiden telah berakhir dengan Persib Bandung keluar sebagai juara usai mengalahkan Sriwijaya FC dengan skor 2-0. Meski demikian turnamen yang diikuti oleh 16 klub Liga Indonesia menyisakan cerita unik, terutama terkait aturan unik yang pertama kali diterapkan di Indonesia. Salah satunya adalah adanya water break di tengah-tengah jalannya pertandingan.

Sebenarnya aturan water break sudah tidak asing di dunia sepak bola, terutama saat tim-tim Eropa melakukan pertandingan di Asia. Sebab kondisi cuaca panas dan lembab di Asia. Pemain Eropa yang terbiasa dengan iklim dingin tercancam bakal mengalami dehidrasi.

Sebelumnya aturan water break juga diterapkan di ajang turnamen paling bergengsi yaitu, Piala Dunia 2014 di Brasil. Penerapan water break di Piala Presiden, lebih dikarenakan kondisi fisik pemain yang masih belum berada dalam level tertinggi.

Tidak banyak waktu yang dialokasikan untuk menerapkan sistem tersebut, yaitu selama lima menit di tiap Water Break. Hasani berharap aturan ini dapat bermanfaat baik untuk pemain. Apalagi sudah sangat lama para pemain tidak bertanding, pasca-dihentikannya kompetisi.

Manfaatnya pun sangat berasa terutama untuk para pemain, seperti yang dituturkan oleh penjaga gawang Sriwijaya FC, Dian Agus Prasetyo. "Sangat bermanfaat untuk hindari dehidrasi, apalagi cuaca sedang panas-panasnya. Pemain bisa kembali bugas setelah tiga menit water break," kata kiper berusia 30 tahun itu, saat dihubungi melalui seluler, Rabu (28/10).

Selain dapat mencegah dehidrasi dan kelelahan karena sudah sangat lama para pemain tak bertanding, water break juga sebagai kesempatan untuk memikirkan strategi baru. Hal ini diakui oleh Agus Laskar Wong Kito selalu memaksimalkan moment water break tersebut untuk membicarakan strategi permainan di sisa waktu.

Sehingga tidak menutup kemungkinan gaya permaian sebelum dan sesudah water break akan berbeda. Agus mempredikisikan semua tim di Piala Presiden memanfaatkan waktu tiga menit itu untuk membicarakan stategi untuk pelatih.

Namun menurut para pemain juga tidak keberatan jika aturan tersebut tidak diterapkan di Indonesian Championship Jenderal Sudirman Cup (ICJC) pertengahan November mendatang. Sebab para pemain sendiri sudah terbiasa dengan tidak adanya water break di kompetisi Liga Super Indonesia (ISL), ataupun Divisi Utama (DU).

"Kalau diterapkan di ISL saya kira hal itu tidak perlu. Tapi itu tergantung yang memiliki wewenang, PSSI dan PT Liga Indonesia," kata Agus.

Hal yang sama juga diutarakan oleh pelatih Pusamania Borneo FC, Iwan Setiawan. Menurut pelatih yang pernah menangani Persija Jakarta itu water break adalah kesempatan emas untuk para pelatih memberikan arahan kepada para pemainnya.

Apalagi jika pertandingan sendiri berjalan alot atau saat para penyerang sedang buntu mencetak gol ke gawang lawan. Hal ini tentu mempermudah dirinya memberikan instruksi kepada anak asuhnya terkait strategi tim di sisa waktu normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement