REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Pusamania Borneo FC, Iwan Setiawan mengatakn water break yang diterapkan di Turnamen Piala Presiden beberapa waktu lalu sangat baik untuk pemain dan pelatih. Disebutnya water break juga kesempatan emas untuk para pelatih memberikan arahan kepada para pemainnya.
Apalagi jika pertandingan sendiri berjalan alot atau saat para penyerang sedang buntu mencetak gol ke gawang lawan. Hal ini tentu mempermudah dirinya memberikan instruksi kepada anak asuhnya terkait strategi tim di sisa waktu normal.
Kemudian, adanya water break juga membuat energi para pemain tidak terkuras habis. Apalagi jika pertandingan dilangsungkan pada siang atau sore hari, potensi dehidrasi sangat besar. Maka dengan adanya jeda tiga menit tersebut para pemain kembali segar seperti saat memulai laga.
Sebenarnya di sela-sela pertandingan para pemain juga bisa mengambil minum, di saat pertandinan terhenti karena adanya insiden, seperti ada salah satu pemain yang mengalami cedera, tapi itu semua pemain bisa memanfaatkan kesempatan itu.
Hanya Iwan tidak setuju jika aturan water break diterapkan di kompetisi, seperti Liga Super Indonesia (ISL). Sebab jika water break diterapkan di ISL atau DU maka akan mengurangi kualitas kompetisi. Iwan meminta untuk aturan kompetisi sebaiknya mengikuti apa yang sudah diatur oleh FIFA. Dia mencontohkan di kompetisi elite di dunia, baik di Eropa maupun Asia tidak ada yang menerapkan water break.
"Sebaiknya jangan diterapkan di kompetisi, jadi kelihatan kurang serius kompetisinya nanti," harap Iwan. Ia menambahkan aturan-aturan yang adak ISL sudah sangar bagus karena sesuai dengan aturan yang dibuat FIFA. Hal ini tentu berbeda dengan turnamen yang dibuat sesuai selara penyelanggara.
Sebelumnya, CEO Mahaka Sports, Hasani Abdulgani, menjelaskan regulasi di ICJC nyaris sama seperti yang sudah ditetapkan di Piala Presiden, semisal untuk jumlah pergantian pemain maupun adanya water break.
Water break kembali diterapkan dengan alasan seluruh pemain belum mencapai kondisi optimal atas kondisi fisik, meski rata-rata pemain sudah bermain di Piala Presiden. Water break tetap ada di setiap babak di suatu pertandingan. Water break diterapkan pada menit ke-30 dan ke-75.