REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dikunjungi oleh Federasi Sepak Bola dunia (FIFA) dan AFC tak bisa menjami mas depan sepak bola Indonesia akan kembali pulih. Justru jika persoalan antara PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tidak bisa selesai hingga Desember mendatang, maka sanksi FIFA kepada Indonesia semakin berat.
PSSI sendiri sudah dijatuhi sanksi sejak 30 Mei lalu oleh komite eksekutif FIFA. Sebab, Komite Eksekutif FIFA akan menggelar rapat pada 24-25 Desember. Maka secara otomatis persoalan sepak bola Indonesia akan menjadi salah satu pembahasan.
Menurut PSSI jika hal terjadi maka sangat membahayakan untuk masa depan sepak bola Indonesia. "Maka akan dibawa dan diputuskan di Kongres pada Februari 2016. Jika terjadi dan sanksi diperpanjang maka baru bisa lepas pada kongres tahun berikutnya,” kata Sekretaris jenderal (Sekjen) PSSI, Azwan Karim, Senin (2/11).
Sementara itu, dewan kehormatan PSSI, Agum Gumelar menyatakan kedatangan perwakilan FIFA dan AFC untuk turut serta dalam menyelesaikan masalah persepakbolaan Indonesia. Apalagi Indonesia nantinya akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018.
Agum menilai akan ada kerugian besar, jika sanksi FIFA belum dicabut saat Asian Games berlangsung. Menurutnya sangat tidak sangat menarik jika Asian Games 2018 mendatang tanpa ada cabang sepak bola yang dipertandingkan.
FIFA sendiri meminta PSSI agar tetap tenang terhadap sikap intervensi yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kemenpora. Sebab FIFA sendiri hanya mengakui kepengurusan PSSI yang terpilih melalui Kongres Luar Biasa (KLB) pada April lalu.
Agum yakin FIFA akan mengupayakan untuk meminta pemerintah mencabut Surat Keputusan (SK) pembekuan PSSI. Sehingga roda kompetisi sepak bola Indonesia kembali berjalan normal. “Dalam pernyataannya FIFA sangat menghargai apa yang dilakukan PSSI selama ini, yaitu tidak melakukan langkah-langkah konfrontatif dengan pemerintah,” kata Agum kepada wartawan di kantor PSSI.