REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski sanksi FIFA kepada Indonesia masih belum dicabutnya, setidaknya kedatangan deligasi FIFA dapat menyatukan dua kubu yang tak bertikai. Induk sepak bola dunia, FIFA berencana membentuk satu tim yang barlabel Komite Ad-hoc.
Uniknya anggota tim buatan FIFA itu akan diisi oleh utusan dari pemerintah dan PSSI. Meki stakeholders lainnya ikut dilibatkan dalam komite ad-hoc tersebut. Hal ini disampaikan oleh ketua umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattalitti, saat ditemui di kantor PSSI, Selasa (3/11).
Menurutnya, pembentukan komite ad-hoc sendiri bertujuan untuk pencabutan sanksi FIFA. Sebab induk sepak bola dunia sendiri baru akan mencabut sanksinya setelah Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mencabut Surat Keputusan (SK) pembekuan PSSI.
Sementara Kemenpora sendiri akan mencabut pembekuannya jika ada reformasi. Maka dengan demikian FIFA membentuk Komite Ad-hoc. La Nyalla menegaskan tim tersebut bukan bentukan PSSI ataupun pemerintah, melainkan buatan FIFA.
Rencanaya komite ad-hoc akan dibuat sebelum, Jumat (13/11), dan harus sudah bertugas sebelum Kongres tahunan FIFA, pada Desember mendatang. Kemudian setelah terbentuk akan disampaikan ke Presiden Joko Widodo, jika Jokowi menyetujui dan ada pencabutan SK pembekuan PSSI, maka FIFA akan mencabut sanksi.
"Itu syarat yang diminta FIFA untuk bisa mencabut sanksi tersebut," kata La Nyalla dengan mantap saat ditemui di kantor PSSI, Selasa (3/11).
PSSI kemungkinan mengutus Wakil Ketua Umum, Hinca Panjaitan masuk ke dalam komite ad-hoc bentukan FIFA. Namun La Nyalla mengaku masih perlu rapat dengan Komite Eksekutif lebih dulu untuk diputuskan dan disepakati.
La Nyalla berharap keinginan pemerintah untuk mereformasi sepak bola bisa berjalan lancar dan ta ada yang terganggu. "Sekarang kalau mau mereformasi kita bareng-bareng. Jangan hanya omongannya saja tapi buktikan," kata La Nyalla.