REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet dan seluruh pelaku olahraga disarankan agar tidak menjadi paranoid bahwa tingkat keamanan kegiatan pertandingan mereka bakal mengkhawatirkan, menyusul serangkaian serangan teror di Paris pada Jumat (13/11) malam.
Salah satu di antaranya terjadi tiga ledakan bom bunuh diri di komplek Stade de France, tempat laga persahabatan sepakbola antara Prancis melawan Jerman.
Hal itu disampaikan pelatih klub sepak bola Bali United, Indra Sjafri, saat dihubungi dari Jakarta, Ahad (15/11). "Tidak ada yang perlu ditakutkan, mati ini cuma sekali, dan itu datangnya dari Tuhan," kata Indra.
Kendati demikian, mantan pelatih Tim Nasional Indonesia U-19 itu mengingatkan agar pihak penyelenggara pertandingan olah raga bersama pihak keamanan agar terus meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian.
"Saya sebagai pelatih tentu ingin agar pertandingan berjalan aman, bagaimana caranya ya pihak kepolisian dan keamanan yang lebih mengerti," katanya.
"Pihak keamanan harus bekerja lebih waspada dan teliti supaya rasa aman itu ada bagi seluruh atlet dan pelaku olah raga yang berlaga dalam pertandingan cabang olah raga apapun," ujarnya menambahkan.
Indra sendiri mengaku selama ini dia tidak pernah merasa takut untuk urusan keamanan kala mendampingi anak-anak asuhannya berlaga dalam berbagai pertandingan. Pasalnya ia menilai bahwa Indonesia untuk tingkat keamanan gelaran olah raga cenderung aman-aman saja.
Indra juga meminta agar masyarakat maupun khalayak olah raga agar tidak berlebihan mengkait-kaitkan peristiwa teror yang menewaskan sedikitnya 129 nyawa dan ratusan lainnya luka-luka di Paris itu dengan rangkaian kompetisi olahraga lain, termasuk Asian Games XVIII pada 2018 mendatang.
"Jangan berlebihanlah, terlalu jauh kalau dikaitkan ke Asian Games 2018 nanti. Memangnya mau dibatalkan Asian Games 2018?" katanya.