Ahad 22 Nov 2015 08:20 WIB

Arsene Wenger Nyaris Jadi Korban Serangan Teror Paris

Arsene Wenger
Foto: REUTERS/Lee Smith
Arsene Wenger

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Arsene Wenger nyaris jadi korban serangan teror Paris. Pelatih Arsenal asal Prancis itu mengungkapkan bahwa ia berencana menghadiri pertandingan persahabatan Jumat silam antara Prancis dan Jerman di Stade de France, Paris, yang menjadi target bom bunuh diri di luar stadion. Namun, dia belakangan terpaksa mengubah rencananya.

"Saya terlambat untuk perjanjian, maka saya terlambat sampai ke stadion dan saya memutuskan untuk menyaksikan pertandingan di hotel tempat saya berada. Saya lebih terkejut dibandingkan takut," katanya.

"Anda dapat takut karena terdapat empat tempat serangan yang berbeda. Anda merasa tidak aman di manapun,'' kata Wenger. ''Siapapun yang berada di Paris pada Jumat malam terkejut. Prancis seperti Inggris -- negara yang toleran dan toleran."

Wenger pun menyampaikan penghormatan kepada komunitas Inggris dan sepak bola Inggris untuk reaksi simpatik mereka terhadap serangan-serangan yang terjadi di Paris pekan lalu.

Para penggemar Inggris menyanyikan lagu kebangsaan Prancis sebelum pertandingan persahabatan antara kedua negara itu di Wembley, London, Selasa lalu. Sedangkan busur raksasa di stadion itu diwarnai merah, putih, dan biru, yang mengacu kepada bendera Prancis.

Wenger, yang menghadiri pertandingan itu dan tertangkap kamera ikut menyanyikan La Marseillaise, mengatakan bahwa meski terjadi serangan-serangan, yang menewaskan 129 orang dan melukai 350 orang, merupakan hal yang tepat untuk melangsungkan pertandingan tersebut.

"Saya ingin berterima kasih kepada komunitas Inggris dan sepak bola Inggris, yang telah memperlihatkan solidaritas yang hebat. Itu merupakan kejutan besar bagi negara kami dan sepak bola kami," kata pria asal Prancis itu pada konferensi pers mingguannya.

"Cara bagi kami adalah terus menjalankan hidup dan merespon situasi itu dengan cara yang positif," kata pria 64 tahun itu. "Kita tidak dapat menghentikan segalanya, (kita harus) berusaha meneruskan hidup kita. Itu lebih dari cara hidup yang ditargetkan dibanding komunitas individual apapun."

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement