REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kunjungan perwakilan FIFA dan AFC sempat membawa angin surga bagi pelaku sepak bola Indonesia. Kedatangan delegasi tersebut diharapkan segera membantu menyelesaikan konflik dalam sepak bola Indonesia.
Namun keraguan kembali muncul saat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan PSSI saling mengklaim menjadi pihak yang dipercaya FIFA. Terlebih saat FIFA meminta PSSI membuat Tim Ad-Hoc, pemerintah membentuk Tim Kecil.
Pelatih Persija Jakarta Bambang Nurdiansyah sangat berharap Tim Ad-Hoc dan juga Tim Kecil dapat bekerjasama dan saling membantu mengeluarkan sepak bola Indonesia dari kondisi keterpurukan ini. Banur heran ada dua tim dibentuk, tapi tidak bisa bersatu.
Namun sebenarnya pria yang akrab disapa Banur tersebut tidak terlalu mengharapkan adanya Tim Ad-Hoc dan Tim Kecil. Sebab menurut dia sebagai pelaku sepak bola, yang diharapkan hanya kompetisi dapat berjalan lagi.
Sebab bagaimanapun juga, tanpa kompetisi pembinaan tidak akan berjalan. Tidak hanya itu, tanpa kompetisi membuat para pelaku sepak bola kehilangan mata pencaharian.
"Harapan kami untuk Tim Ad-Hoc, Tim Kecil atau tim apa harus segera memutar kompetisi, itu nomor satu," jelas Bambang saat ditemui di Lapangan Sawangan, Depok, Selasa (8/12)
Bahkan Banur menyebut seberapa banyak turnamen yang dibuat tidak akan bisa menggantikan kualitas kompetisi, baik dari segi pembinaan maupun nilai ekonomi. Seharusnya Tim Ad-Hoc dan Tim Kecil jika sudah dibentuk, memikirkan tim-tim lainnya dari Divisi Utama (DU) tidak hanya Indonesia Super League (ISL).
Sebab turnamen yang dibuat selalu menguntungkan klub ISL dan itu juga hanya bersifat sementara.
"Turnamen itu sifatnya instan tidak bisa untuk pembinaan. Bagaimana juga nasib pelatih-pelatih lain di DU?" kata dia bertanya.