Senin 04 Jan 2016 22:22 WIB

Tes Kesehatan Atlet Olimpiade Dimulai dari Jakarta

 Logo resmi Olimpiade Rio 2016.
Foto: buda mendes
Logo resmi Olimpiade Rio 2016.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA  -- Tes kesehatan bagi atlet yang lolos Olimpiade 2016 maupun yang akan menjalani kualifikasi kejuaraan empat tahunan itu oleh tim dari Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) akan dimulai di Jakarta di Gedung PP ITKON Senayan, Rabu (6/1).

Berdasarkan data yang dihimpun media dari Humas Satlak Prima di Jakarta, Senin, tes kesehatan khususnya di Jakarta ini akan dilakukan selama delapan hari. Adapun materi tes yang akan diuji meliputi tes medis, tes psikologi dan tes fisik laboratorium.

Pada hari pertama pelaksanaan tes kesehatan atlet di Jakarta adalah tes medis untuk atlet dari cabang olahraga bulu tangkis, angkat besi dan taekwondo. Setelah itu disusul atlet dari cabang olahraga atletik, renang, voli Pantai dan panahan.

Berikutnya tes kesehatan akan dilakukan di Bandung, 18-19 Januari. Hanya dari cabang olahraga rowing yang akan menjalani tes kesehatan di Kota Kembang itu. Sedangkan di Surabaya dimulai 20-22 Januari dan atlet yang akan menjalani tes dari cabang judo, balap sepeda dan panahan.

Sebelumnya Ketua Satlak Prima Ahmad Sucipto mengatakan, tes kesehatan bagi atlet terutama yang dipersiapkan untuk Olimpiade 2016 sangat penting dilakukan dan salah satu tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kondisi atlet.

"Dari sini nantinya akan ditentukan penanganan yang dibutuhkan sesuai dengan high performance programme (HPP). Pelatihan akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing atlet," kata Ahmad Sucipto.

Sesuai dengan data, jumlah atlet yang akan menjalani tes kesehatan adalah 13 atlet angkat besi, 13 atlet bulu tangkis, dua atlet panahan, tujuh atlet atletik, satu atlet balap sepeda, lima atlet renang, 13 atlet rowing, delapan atlet voli pantai, empat atlet taekwondo dan lima atlet judo.

Program tes kesehatan bagi atlet merupakan gebrakan awal yang dilakukan oleh Satlak Prima pimpinan Ahmad Sucipto. Hal tersebut dilakukan untuk menentukan porsi latihan yang harus diberikan kepada masing-masing atlet termasuk memantau kondisi kebugaran atlet sebelum turun disebuah kejuaraan.

"Dengan program yang fokus pada individu atlet diharapkan mampu meningkatkan performa menjelang tampil di olimpiade maupun kejuaraan lain seperti SEA Games maupun Asian Games," katanya menambahkan.

Mantan KSAL ini mengatakan, program kepelatihan individual itu akan diberlakukan setelah seluruh atlet yang masuk dalam Surat Keputusan (SK) Pelatnas Satlak Prima menjalani tahapan penelusuran (screening) kondisi fisik Januari 2016. Setelah ditentukan atlet akan dimasukkan dalam pengelompokan (cluster) tertentu.

"Perlakuan terhadap atlet yang sudah ditentukan dalam cluster-cluster itu akan berbeda. Perlakuan terhadap Eko Yuli Irawan misalnya akan berbeda dengan perlakuan terhadap atlet? lainnya. Ini disesuaikan dengan hasil screening tersebut," katanya menegaskan.

Proses screening, kata dia, akan sangat berguna untuk menentukan kebutuhan latihan yang juga meliputi kebutuhan gizi dan kesehatan bagi? atlet yang akan bertanding Olimpiade 2016. Sedangkan untuk atlet yang diproyeksikan berlaga di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 akan kembali menjalani tes peningkatan fisik pada Maret.

Untuk Olimpiade Rio, ditargetkan ada 33 atlet Indonesia yang bisa berlaga. Saat ini, Indonesia baru memastikan 10 tiket yang terdiri dari tujuh atlet angkat besi, dua panahan dan satu atletik. Sedangkan untuk bulu tangkis masih menjalani kualifikasi hingga pertengahan 2016 meski secara peringkat sudah banyak yang lolos.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement