REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Puluhan ofisial Serie A dan Serie B serta sejumlah pemain termasuk Adriano Galliani, Hernan Crespo, dan Ezequiel Lavezzi diincar oleh investigasi polisi terkait dugaan penghindaran pajak dan pembukuan palsu, demikian disampaikan berbagai laporan pada Selasa (26/1).
Sky Sport Italia dan Gazzetta dello Sport melaporkan bahwa para jaksa di Napoli telah membuka penyelidikan -- yang disebut "Fuofigioco (Offside) -- terhadap penghindaran pajak dan pembukuan palsu, sedangkan Gazzetta mengklaim bahwa "aset-aset senilai 12 juta euro" telah dibekukan.
Penyelidikan itu terfokus pada kecurigaan bahwa sejumlah agen pemain, yang sebagian besar di antaranya berasal dari Argentina, menurut laporan di gazzetta.it, bersekongkol dengan ofisial-ofisial klub dan pemain dari dua divisi teratas Italia melalui skema penghindaran pajak yang rumit yang menguntungkan semua pihak dan merugikan petugas pajak sebesar jutaan euro.
Penyelidikan ini berpangkal pada 2012, ketika "Guardia di Finanza" Italia -- polisi finansial negara itu -- menggrebek kantor-kantor pemuncak klasemen Liga Italia Napoli untuk menyita kontrak Lavezzi, yang pindah ke Paris Saint Germain (PSG) pada 2012 dengan biaya transfer yang dilaporkan sebesar 31 juta euro.
Pada Selasa (26/1), jaksa Napoli Vincenzo Piscitelli meminta Guardia di Finanza untuk menyerahkan hasil penggrebek-penggrebekan itu.
Total 64 orang dilaporkan menjadi target, termasuk wakil presiden AC Milan Galliani, presiden Napoli Laurentiis, presiden Lazio Claudio Lotito, mantan presiden Juventus Jean-Claude Blanc serta sejumlah agen pemain Alessandro Moggi -- putra mantan ofisial Juventus Luciano Moggi.
Crespo, mantan pemain internasional Argentina yang menghabiskan sebagian besar karirnya di Liga Italia dan kini merupakan pelatih tim Serie B Modena, dan penyerang PSG Lavezzi, pemain internasional Argentina, juga terlibat, kata sejumlah laporan.
Sejumlah sosok Argentina lainnya, termasuk mantan penyerang Inter Milan Diego Milito dan penyerang Atalanta German Denis juga terlibat.
Para agen pemain diduga telah mengeluarkan penerimaan-penerimaan fiktif untuk jasa mereka kepada klub, berpura-pura bahwa negosiasi-negosiasi dilakukan untuk kepentingan eksklusif klub, ketika pada faktanya agen-agen melakukan pekerjaan mereka seperti biasa untuk kepentingan pada pemainnya.
Klub-klub kemudian dapat mengambil keuntungan dengan mengurangi penagihan-penagihan agen dari pajak pendapatan mereka ketika mengisi pernyataan pajak, pada prosesnya hal itu dapat menghemat ribuan euro dalam satu waktu
Sistem ini juga membuat para pemain dan agennya -- sebagian diduga menggunakan perusahan-perusahaan "bayangan" dan rekening-rekening bank luar negeri -- untuk mendapat keuntungan finansial, kata laporan itu. AC Milan, Napoli, dan Lazio sampai saat ini belum bereaksi atas tudingan-tudingan yang ada.