REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Belakangan ini kabar mengenai naiknya harga tiket di stadion sepak bola Eropa menjadi buah bibir. Terkait permasalahan itu Ketua Federasi Suporter Sepak bola (FSF) angkat bicara.
Malcolm Clarke, selaku Ketua FSF memberikan kritik terkait terkait harga tiket yang terus meningkat. pendapatnya menguaraikan bahwa apabila hal tersebut terus berangsur-angsur larut maka bukan tidak mngkin stadion Inggris akan menrima penurunan jumlah penonton di stadion.
"Kami akan membantu menurunkan harga dan memberikan jalan keluar bagi para penduduk lokal untuk bisa datang ke stadion seperti sediakala," kata Clarke disadur dari Soccerway, Rabu (10/2).
Sebuah laporan menyatakan bila 10 ribu penggemar Liverpool menggelar unjuk rasa di pertandingan Liga Primer Inggris ketika menjamu Sunderland di Anfield pada akhir pekan lalu. Kejadian tersebut terjadi ketika inflasi harga tiket yang memaksa pengelola menaikan harga tiket dari musim sebelumnya.
Hal ini mengacu pada tiket musim 2016 di Anfiled Stadium menjadi lebih mahal, kali ini para penonton harus merogoh kocek sebesar Rp 1,4 juta bila harus menyakisikan para penggemarnya berlaga. Ini berbanding denga tarif sebelumnya yang hanya menyentuh angka Rp 1,1 juta untuk satu tiket.
Rencananya FSF siap untuk mengadakan pembicaraan dengan kelompok-kelompok pendukung di seluruh negeri untuk menggelar protes massa yang menentang kenaikan harga ini. Baginya apabila hal ini terus didiamkan, maka pertandingan akan kehilangan atmosfer dari pendukung lokal.
Sementara itu, pada laga DFB Pokal yang mempertemukan Borussia Dortmund melawan VFB Sttugart, para fans dari Dortmund mengeluarkan spanduk protes yang menuju pada boikot The Kupites di dalam stadion. Kelompok fans Dortmund mendukung penurunan harga tiket masuk stadion.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
