Jumat 11 Mar 2016 14:14 WIB

Agustus, Tim Transisi Gelar Kompetisi Tandingan ISC

Red: M Akbar
PSSI versus Kemenpora
Foto: Republika
PSSI versus Kemenpora

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Tim Transisi menandingi kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) bentukan PT Gelora Trisula Semesta dengan menggelar kompetisi tersendiri. Rencananya, kompetisi tandingan itu digulirkan pada Agustus mendatang.

"Untuk pesertanya klub semua divisi. Nantinya akan dibagi dua grup. Jadi, belum ada kasta-kasta pada kompetisi pertama ini. Namun, peserta harus lolos verifikasi," kata anggota Tim Transisi Cheppy T Wartono di sela pertemuan klub di Wisma Kemenpora, Jakarta, Jumat (11/3).

Cheppy mengatakan, pihaknya akan memberlakukan aturan yang ketat bagi peserta kompetisi yang hingga saat ini belum ditetapkan namanya tersebut. Selain harus memenuhi lima aspek aturan dari AFC/FIFA, juga harus memenuhi lima persyaratan yang ditetapkan oleh Tim Transisi.

Aspek persyaratan Tim Transisi yang harus dipenuhi, di antaranya adalah semua klub yang mengasuransikan semua pemainnya, harus membayar pajak, serta setiap klub tidak boleh berpindah-pindah markas. Selain itu, setiap klub harus mengontrak stadion minimal tiga tahun.

"Klub harus bisa bertanding di mana klub itu berasal. Kami ingin masyarakat juga menikmati pertandingan ini. Tidak seperti dulu. Misalnya, namanya Persitara, tetapi mainnya di Bekasi," tuturnya menambahkan.

Demi mempercepat pelaksanaan, Tim Transisi mulai membuka pendaftaran mulai saat ini hingga April. Pendaftaran tidak hanya untuk klub, tapi juga untuk operator kompetisi. Semua pendaftar selanjutnya akan diverifikasi dan diperkirakan tuntas pada Juni.

Setelah verifikasi diumumkan pada Juni, kompetisi akan digulirkan pada Agustus hingga Mei 2016. Waktu pelaksanaan dinilai sudah tepat karena pihak Tim Transisi sudah memperhitungkan, termasuk berapa jumlah klub yang akan turun di kompetisi perdana ini.

"Nantinya klub-klub yang berada di posisi atas klasemen akan naik ke kasta tertinggi. Nantinya klub peserta kasta tertinggi akan mendapatkan bapak angkat dari BUMN maupun perusahaan swasta yang tertarik mengelola klub. Saat ini, sudah banyak yang berminat," kata pria yang juga seorang politisi itu.

Cheppy mengaku, selama ini banyak BUMN ataupun perusahaan swasta yang ingin mendukung persepakbolaan nasional. Hanya saja, masih terkendala masalah transparansi. Dengan adanya blue print atau cetak biru persepakbolaan yang dimiliki saat ini, pihaknya optimistis ada sinergi antara perusahaan dan klub.

Sosialisasi pelaksana kompetisi oleh Tim Transisi ini diikuti sekitar 40 klub yang ada di Indonesia dari beberapa kasta. Mayoritas klub yang hadir berasal dari Divisi Utama. Sedangkan, dari ISL hanya satu klub, yaitu Semen Padang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement