REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Klub PSM Makassar, Sumirlan mengaku sengaja tidak menghadiri undangan Tim Transisi. Keenggananya untuk menghadiri pertemuan dengan tim bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tersebut karena beberapa hal.
Menurut Sumirlan, Tim Transisi akan mengajak klub-klub sepak bola Indonesia untuk melanggar aturan. "Kami tidak hadir karena selain undangannya mendadak, juga yang mengundang bukan PSSI atau PT Liga Indonesia," kata Sumirlan, saat dihubungi melalui seluler, Sabtu (12/3).
Tim yang dikepalai oleh Bibit Samad Rianto memang mengundang seluruh klub Liga Super Indonesia (ISL) dan juga Divisi Utama (DU). Namun mayoritas klub ISL memilih untuk tidak menghadiri undangan tersebut. Salah satunya adalah PSM Makassar.
Sumirlan juga mengkritisi apa yang dilakukan oleh Tim Transisi. Karena undangan tersebut secara tidak langsung mengajak klub untuk melanggar statuta FIFA. Karena FIFA sendiri tidak menganggap adanya tim tersebut. Kemudian rencana Tim Transisi menggelar kompetisi berpotensi menimbulkan breakway league untuk kedua kalinya.
"Seharusnya Kemenpora juga taat hukum, apalagi dia lembaga negara. Tapi Tim Transisi mengajak klub untuk menggulirkan kompetisi lainya. Tentu saja ini ulangan saat ada dualisme beberapa tahun lalu," kata Sumirlan.
Selain itu, Sumirlan juga berharap Kemenpora dan Tim Transisi mentaati hukum yang berlaku. Apalagi kasasi mereka sudah ditolak oleh Mahkamah Agung. Seharusnya Tim Transisi dengan legowo mengizinkan PSS dan PT Liga Indonesia untuk melaksanakan tugasnya. Diantaranya menggulirkan kompetisi ISL.