REPUBLIKA.CO.ID, NAPLES -- Perjalanan heroik Napoli di ajang Seri A terhenti pada giornata ke-35. Awal pekan ini publik stadion Olimpico di kota Roma jadi saksi Partenopei harus menyerahkan gelar scudetto ke tangan Juventus.
Kekalahan 0-1 Napoli dari tuan rumah mempertegas hal itu. Usai ditekuk AS Roma, Marek Hamsik dan rekan-rekan tertinggal 12 poin dari Juve. Dengan menyisakan tiga partai lagi, secara matematis sudah tak terkejar.
Namun, jangan sepelekan petualangan tim asal Italia selatan itu. Nyaris sepanjang musim, skuat polesan Maurizio Sarri membuat Bianconeri ketar-ketir. Rekor demi rekor ditorehkan pasukan biru langit.
Jika ditarik ke beberapa waktu lalu, tepatnya pada giornata ke-28, sejarah baru ditorehkan Napoli. Kala itu poin Gli Azzurri mencapai 61. Itu rekor tertinggi klub tersebut dalam kurun waktu 89 tahun.
La Gazzetta melaporkan di Era Diego Maradona. Tepatnya saat Partenopei meraih scudetto pada 1987/1988. Jumlah poin tertinggi hingga pekan ke-28 hanya sampai pada angka 60.
Catatan lainnya, hingga akhir Desember 2015, Napoli meraih delapan kemenangan beruntun. Lagi-lagi itu merupakan rekor tertinggi klub dengan mengalahkan skuat peraih scudetto era Maradona pada 1986/1987 dan 1989/1990. "Saya bangga dengan tim ini, klub mengalami musim yang bagus, tapi kompetisi baru berakhir pada Mei nanti," kata Maurizio Sarri, dikutip dari Football Italia, beberapa bulan lalu.
Tak berlebihan lontaran kata bernada kewaspadaan yang keluar dari mulut Sarri. Usai menorehkan rekor tersebut, Gonzalo Higuain dan kawan-kawan mengalami pekan yang berat. Sepanjang Februari posisi capolista diambil Juve. Napoli juga tersingkir dari Liga Europa usai dikalahkan Villarreal.
Belum terhitung kegagalan menembus semifinal Coppa Italia usai dilengserkan Inter Milan. Sehingga rangkaian rekor seolah tak berarti melihat kenyataan mengakhiri musim tanpa sebiji gelar pun.
Kini klub mematok target realistis. Usai dihajar Roma, I Ciucciarelli siap mempertahankan posisi runner up. Selisih poin dengan tim peringkat ketiga yahg kebetulan adalah AS Roma, hanya dua angka.
Sehingga tiga pertandingan terakhir layaknya final demi meraih tiket babak utama Liga Champions. "Kami masih di tempat kedua. Kelompok ini salah satu yang terbaik dalam sejarah klub. Semua harus bersatu untuk mencapai prestasi ini (Tiket babak grup UCL)," demikian pernyataan resmi klub dikutip dari Football Italia.
Apapun itu, Napoli di era Sarri menjadi salah satu yang terbaik di Italia dan Eropa. Meski dinamika tak berujung trofi, penampilan Jose callejin cs terbilang fantastis. Buktinya rekor demi rekor dipecahkan. Termasuk 18 laga tak terkalahkan di segala kompetisi sebelum dihentikan Bologna pada awal Desember tahun lalu.