REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Ketua Asosiasi Provinsi PSSI Kalimantan Timur Yunus Nusi meminta kompetisi Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 diliburkan selama satu bulan sebelum pelaksanaan PON XIX pada September 2016.
Menurut Yunus Nusi mangatakan permintaan istirahat kompetisi TSC itu dilatarbekalangi adanya pemain PON dari sejumlah provinsi yang memperkuat klub peserta.
Apabila kompetisi tidak diliburkan, para pemain itu dikhawatirkan tidak akan mendapatkan izin dari klubnya untuk bergabung di tim sepak bola daerahnya di PON 2016.
"Terus terang, kami punya empat pemain yang tergabung di klub profesional, yakni Adi Nugroho (Semen Padang), Terens Puhiri dan Arpani (PBFC), serta Yogi Rahadian (Mitra Kukar). Mereka adalah tulang punggung tim PON Kaltim," kata Yunus yang ditemui di Samarinda, Selasa (31/5).
Yunus mengatakan PSSI Kaltim akan mengirimkan surat kepada PT Gelora Trisula Semesta (pengelola ISC) melalui PB PON dan KONI Pusat untuk meminta penghentian sementara kompetisi ISC 2016 sebelum PON.
"Kami berharap paling tidak pada bulan Agustus ISC diistirahatkan, karena itu memang sudah berlaku di seluruh cabang olahraga. Apabila ada PON, maka tidak ada pertandingan untuk seluruh cabang olahraga," kata Yunus.
Yunus menambahkan para pemain yang tergabung di tim PON Kaltim sebenarnya sudah cukup solid dan punya kualitas bagus. Hal itu dibuktikan dengan prestasinya menjuarai turnamen Piala Wali Kota Padang 2016, dua pekan lalu.
Namun demikian, PSSI Kaltim tetap berharap sejumlah pemain yang memperkuat klub profesional bisa masuk dalam tim PON, mengingat target berat untuk mempertahankan medali emas yang direbut pada PON 2012 di Riau.
"Logikanya dengan masuknya empat pemain profesional tersebut, semakin menambah kekuatan tim sepak bola Kaltim, karena mereka masuk tim inti pada masing-masing klub yang dibelanya," ujar Yunus.
Selain itu, menurut Yunus, permintaan libur kompetisi di bulan Agustus juga dengan harapan ada jeda waktu bagi para pemain profesional untuk beradaptasi bersama tim PON daerahnya.
"Kalau tidak ada waktu untuk adaptasi, ya percuma saja, karena akan mustahil para pemain tersebut bisa menyesuaikan dengan ritme para pemain PON Kaltim yang sudah terbentuk lama," kata Yunus.