REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI nonaktif La Nyalla Mattalitti tak mempersoalkan jika dirinya harus diganti. Kepengurusan PSSI pun menegaskan tetap akan mendengarkan hak anggota induk sepak bola nasional itu untuk melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB).
Direktur Hukum PSSI, Aristo Pangaribuan mengatakan saat ini status kepemimpinan La Nyalla di federasi nasional sudah dilimpahkan. Wakil Ketua Umum PSSI, Hinca Pandjaitan sudah ditetapkan menjadi Pelaksana Tugas (Plt) pengganti La Nyalla.
Karena itu, Aristo mengatakan, persoalan pergantian ketua umum lewat KLB, sebetulnya sudah tak relevan. Hanya, kata dia, masih ada desakan agar pergantian total kepengurusan badan sepak bola nasional tetap harus dilakukan.
Aristo menegaskan perlu bagi PSSI mengecek keabsahan para pendesak KLB sebagai hak murni para anggota pemilik suara. "Pak La Nyalla kan sudah katakan, enggak ada masalah kalau dia harus diganti," ujar Aristo saat dihubungi, Rabu (1/6).
Namun, dikatakan Aristo, agar pergantian tersebut melewati prosedur sesuai dengan aturan internal di federasi nasional. Pergantian ketua umum PSSI memang harus dilakukan lewat KLB. Saat ini, sebanyak 91 dari 107 anggota dan pemilik suara di PSSI yang mendesakkan KLB.
Para pendesak KLB PSSI itu, tergabung dalam Kelompok 85 (K-85). K-85, pekan lalu meminta agar KLB PSSI dilakukan segera. Pun mereka sudah punya calon pengganti La Nyalla, yaitu Pangkostrad Letjend Edy Rahmayadi. Namun sampai hari ini, kepengurusan PSSI belum menyetujui desakan KLB dari K-85 itu.
Aristo mengatakan belum disetujuinya desakan KLB tersebut tak berarti PSSI menolak. PSSI sudah membentuk Tim Verifikasi untuk mengetahui desakan KLB dari K-85 tersebut, merupakan suara sah dari klub dan asosiasi provinsi anggota PSSI. Sebab kata dia, desakan KLB memang harus murni dari para anggota PSSI yang punya hak suara.
Hingga Rabu (1/6) ini, Tim Verifikasi baru memverifikasi tiga klub dari K-85 pendesak KLB. Pada hari sebelumnya, 15 klub yang diundang PSSI untuk melakukan verifikasi, menolak hadir. "Jadi nggak ada masalah kalau KLB. Pak La Nyalla juga ngapain jadi ketua (umum) kalau para anggota minta diganti," sambung dia.