REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepulangan ketua umum PSSI nonaktif, La Nyalla Matalitti mengancam rencana Kongres Luar Biasa (KLB). Sebab kemungkinan besar La Nyalla bakal kembali menduduki kursi ketua umum PSSI.
Hal bisa terjadi apabila kasus hukum yang membelit pria 57 telah selesai. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur hukum PSSI, Aristo Pangaribuan.
Memang saat ini peran La Nyalla digantikan oleh wakil ketua umunya, Hinca Panjaitan. Pergantian peran itu berlaku selama La Nyalla berhalangan karena harus menghadapi kasus hukum yang menjeratnya. Sebelumnya, yang bersangkutan telah memenangkan praperadilan sebanyak tiga kali.
“Ya. La Nyalla akan kembali menjabat sebagai ketua umum PSSI jika kasus hukumnya selesai,” kata Aristo saat dihubungi melalui seluler, Rabu (1/6).
Namun menurut Aristo, petinggi Organisasi Masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila itu yakin bakal legowo apabila para voters meminta KLB. Keyakinan itu berdasarkan pernyataan La Nyalla sebelumnya.
“Kalau memang para voters menginginkan KLB, La Nyalla pasti legowo. Buat apa jadi ketua kalau sudah tidak dipercaya. Mungkin bakal mengundurkan diri dari ketua umum biar gak ada perpecahan di tubuh PSSI,” kata Aristo.
Aristo menambakan meski saat La Nyalla sudah tak aktif lagi, tapi status La Nyalla masih sebagai ketua umun yang sah. Peralihan peran La Nyalla kepada Hinca Panjaitan hanya agar La Nyalla bisa fokus menjalani kasus hukumnya.
Aristo erharap kasus hukum yang menimpa kliennya segera selesai dan kembali menjalankan aktivitasnya sebagai ketua umum PSSI.
Sekretaris kelompok 85 (K-85), Budiman Dalimunthe menegaskan kepulangan La Nyalla tidak mempengaruhi rencana pihaknya untuk mendesak PSSI agar segera menyelenggarakan KLB.
Apapun status La Nyalla tidak akan mengubah komitmen K-85 yang menginginkan reformasi secara total. Apalagi saat ini KLB sudah mulai pada tahap verifikasi oleh PSSI.
“Kepulangan La Nyalla tidak ada pengaruhnya. Kami tetap menuntut adanya KLB, dan PSSI harus segera menyelenggarakan KLB. Tapi kami juga tetap menginginkan KLB yang sesuai dengan statuta FIFA dan juga PSSI,” kata Budiman.