REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan kapten tim nasional Indoneisa era 1990-an, Ferryl Raymond Hattu, mengkritisi penunjukan Alfred Riedl sebagai pelatih tim nasional Indonesia. Menurut dia, itu membuktikan PSSI kering ide dalam mengembangkan timnas.
PSSI, kata dia, juga tidak memiliki refrensi selain pelatih gaek Alferd Riedl. Sebelumnya, PSSI telah menyeleksi dua pelatih top lokal Rahmad Darmawan dan Nil Maizar melalui Komite Teknik dan Pengembangan PSSI. Bahkan kedua pelatih sudah menjalani tes kepatutan dan kelayakan.
Tapi, entah mengapa sosok Riedl yang dipilih. Tentu saja penunjukkan ini menjadi tanda tanya bagi insan sepak bola Indonesia.
"Memang penunjukan pelatih itu wewenang mereka. Tapi, ini membuktikan kalau mereka tidak paham dengan persoalan timnas saat ini. Mereka tidak kreatif, masih terpaku pada Riedl," kata Ferryl Hattu, saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (11/6).
Ferry Hattu menambahkan PSSI mengharapkan Riedl dapat kembali membawa timnas Indonesia berjaya di Piala AFF. Memang pada tahun 2010, Riedl pernah membawa Skuat Merah Putih tampil di babak pamungkas Piala AFF.
Namun, menurut Ferry Hattu, sangat tidak mungkin Riedl dapat mengulangi prestasinya dengan kondisi pemain saat ini. Apalagi dia menilai, kemampuan Riedl sudah mentok pada babak final AFF 2010 silam.
"Sekarang pemain kita tidak ada yang siap bermain dalam dua kali 45 menit. Kualitas juga berbeda, jika dulu Riedl dengan pemain yang mumpuni cuma sampai di babak final, apalagi sekarang," ujar Ferryl.
Sebelum menjadi pelatih timnas untuk ketiga kalinya, Riedl sempat ditunjuk menjadi pelatih PSM Makassar. Namun Riedl batal menukangi PSM dengan alasan kesehatan.