Selasa 14 Jun 2016 22:48 WIB

Anggaran Atlet Dipangkas, Ketua KOI Percaya Kemenpora akan Temukan Solusi

Rep: Ali Mansur/ Red: Israr Itah
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir (kedua kiri)  menyimak pertanyaan anggota Komisi X saat Rapat Dengar Pendapat Umum di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/6).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir (kedua kiri) menyimak pertanyaan anggota Komisi X saat Rapat Dengar Pendapat Umum di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir menyerahkan soal pemotongan anggaran Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) sebesar Rp 167,5 miliar kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Dia percaya Menpora Imam Nahrawi akan berbicara dengan pihak-pihak terkait untuk menemukan solusinya.

Erick mengapresiasi kinerja Satlak Prima dalam mempersiapkan atlet. Bahkan disebutnya, Satlak Prima juga telah memaparkan target medali emas, perak, hingga perunggu pada setiap cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada Asian Games 2018 mendatang.

"Kalau sekarang kan kebutuhan dana tahun ini hampir 800 miliar cuma disediakan 70 miliar. Makanya tadi anggota dan ketua bilang kok Pak Erick senyum-senyum, saya enggak tahu harus jawab apa. Jauh sekali selisihnya, saya rasa Pak Menpora akan bicara dengan pihak-pihak terkait, bagaimana solusinya," kata bos Mahaka Media itu sesaat setelah Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR, Selasa (14/6).

Komisi X menolak dipangkasnya anggara Satlak Prima. Menurut Ketua Komisi X DPR Teuku Riefky Harsya, pemotongan anggaran ini menunjukkan tidak adanya keseriusan pemerintah dalam Asian Games 2018.

Ta mengatakan seharusnya Menpora memiliki kekuatan untuk melakukan lobi terhadap Kementerian Keuangan. Itu diperlukan agar tidak ada pemotongan anggaran untuk menunjang prestasi atlet menuju sukses prestasi di Asian Games 2018. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement