REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delegasi Indonesia yang mengikuti SEA Games Council Meeting di Kuala Lumpur, Malaysia, 12-14 Juli gagal memperjuangkan cabang olahraga unggulan untuk dipertandingkan pada kejuaraan multieven dua tahunan terbesar di Asia Tenggara itu.
"Kami mengusulkan 13 cabang olahraga per 31 Maret lalu, namun hanya tiga cabang olahraga yang diterima. Jelas kami kecewa dengan keputusan ini," kata Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (Sekjen KOI) Dody Iswandi dalam keterangannya kepada media di Jakarta, Jumat (15/7).
Pada SEA Games Council Meeting, Indonesia mengirimkan dua delegasi yaitu Hary Warganegara dan Indra Kartasasmita dan membawa misi untuk meloloskan 13 cabang olahraga usulan yang merupakan unggulan Indonesia untuk mendulang medali.
Ke-13 cabang olahraga itu adalah sepeda (MTB dan BMX), judo, rowing, gulat, baseball (kategori II), bridge, muathay, kempo, perahu naga (kategori III), jetski, paragliding, sport climbing dan tarung derajat (non kategori). Dari cabang usulan hanya BMX, judo dan muaythai yang diterima.
Dengan hasil yang tidak sesuai harapan, kata Dody, delegasi Indonesia menyerukan agar SEA Games Federation direformasi total sehingga kejuaraan multi event dua tahunan ini mengacu pada cabang olahraga yang dipertandingkan pada olimpiade.
"Kami imbau agar negara peserta SEA Games melihat persoalan dengan jernih. Cabang olahraga SEA Games itu harus mengacu ke cabor Olimpiade," katanya menambahkan.
Mantan Asisten Deputi Kemenpora ini juga menyayangkan, tuan rumah Malaysia yang menolak mempertandingkan cabang olahraga bridge dengan alasan identik dengan judi. "Bridge itu olahraga adu otak. Kenapa harus seperti itu pemikiran tuan rumah?," tanya Dody dengan nada kesal.
Selain bridge, kata Dody, usulan Indonesia mempertandingkan kempo juga ditolak tuan rumah, padahal, cabang olahraga bela diri ini sudah mendapat dukungan dari tujuh negara yang merupakan salah satu syarat untuk dipertandingan pada kejuaraan tersebut.
Kekecewaan Indonesia semakin lengkap ketika angkat besi yang merupakan cabang olahraga unggulan Indonesia itu hanya mepertandingkan putra. Kondisi ini jelas akan mempengaruhi perolehan medali.
"Sempat ada keinginan untuk walk out karena kami sudah teramat kecewa dengan keputusan ini. Tetapi, kami memikirkan ada kepentingan yang lebih besar yakni Indonesia bakal jadi tuan rumah Asian Games 2018," katanya menegaskan.