REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang Kongres Luar Biasa (KLB), Kelompok 85 mendesak agar pemilihan ketua umum PSSI dipercepat. Bahkan mereka menginginkan lebih cepat dari yang disarankan oleh federasi sepak bola dunia, FIFA dan AFC.
Karena dari itu untuk mewujudkan keinginannya, K-85 akan datang ke KLB PSSI dengan skuat penuh. Saat ini K-85 memiliki 92 pemegang hak suara. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh, sekretaris K-85 Budiman Dalimunthe.
Sebelumnya FIFA dan AFC telah memberikan saran kepada PSSI melalui surat resmi terkait jadwal KLB pemilihan ketua umum baru menggantikan La Nyalla Mahmud Mattaliti. Dalam surat tersebut, FIFA meminta agar PSSI sudah harus melaksanakan pemilihan ketua umum pada akhir Oktober mendatang.
Hanya saja, K-85 memiliki pendapat lain terkait waktu pelaksaan KLB pemilihan umum PSSI, yaitu pada tanggal 11 September nanti.
"Kami mendesak PSSI agar mempercepat pemilihan ketua umum baru. Bagaimanapun juga saat ini tidak memiliki pemimpin, sehingga harus segera dicari. Kami menganggap lebih cepat lebih baik," kata Budiman saat memberikan keterangan di Hotel Borobudur, Jakarta pada Selasa (2/8) siang WIB.
Selain itu, kata Budiman, seluruh proses jelang pemilihan ketua umum, seperti pendaftar, verifikasi, dan banding dapat terpenuhi. Maka dengan demikian, tidak ada alasan bagi PSSI untuk mengulur-ngulur waktu KLB pemilihan ketua umum.
Apalagi mayoritas pemilik suara di KLB nanti adalah anggota K-85. Budiman berharap PSSI mengerti apa yang diajukan oleh pihaknya tersebut.
Untuk KLB PSSI pada Rabu (3/8) sendiri memiliki agenda pembahasan mengenai susunan anggota Komite Pemilihan yang diketuai Agum Gumelar dan anggota Komite Banding Pemilihan yang dipimpin oleh Erick Thohir. Kemudian konfirmasi status Acting President PSSI yang diemban Hinca Pandjaitan sejak sanksi FIFA dicabut, hingga pelaksanaan kongres pemilihan.