REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO--Kasus penggunaan doping oleh sejumlah atlet Rusia tampaknya membuat Badan Anti Doping Dunia (WADA) dan penyelenggara Olimpiade 2016 meningkatkan kewaspadaan. Tak ingin pesta olahraga dunia ini dicoreng oleh doping, petugas doping control menggelar tes acak.
Beberapa kontingen menjadi sasaran, termasuk Indonesia. Pada Selasa (2/8) pukul 07.00 pagi waktu setempat, kamar tim angkat besi Indonesia didatangi oleh dua orang petugas doping yang sedang menggelar tes doping acak. Saat diantar ke kamar, manajer tim angkat besi Alamsyah Wijaya menyambut mereka.
Alamsyah bertanya pada petugas siapa saja yang harus menjalani tes. Tiga nama muncul, yakni Deni, I Ketut Ariana, dan Muhamad Hasby. Ketiganya pun harus bangun dari tidur untuk menjalani tes tersebut.
Meski terkesan mendadak, Alamsyah mengatakan bahwa hal tersebut lumrah dilakukan dan mereka sudah terbiasa dengan perlakuan seperti ini.
"Karena kami tidak menyembunyikan apapun, kami bisa menerima mereka dengan terbuka,” katanya dalam siaran pers CDM yang diterima Republika.co.id, Selasa (2/8).
“Ini memang bagian dari rutinitas. Kami sudah diberitahu bahwa setidaknya akan ada tiga tes menjelang dan selama Olimpiade.”
Ia menambahkan bahwa saat menjalani pemusatan latihan di Cape Town sebelum berangkat menuju Rio de Janeiro, para lifter juga sudah menjalani tes di luar kompetisi. Tes tersebut juga dilakukan oleh WADA.
“Kami memang punya kewajiban untuk melaporkan keberadaan kami setiap tiga bulan. Jadi saat berangkat ke Cape Town, kami juga melapor. Setibanya di sana, petugas tes doping dari WADA mendatangi latihan kami dan seluruh tim angkat besi yang terdiri dari tujuh lifter menjalani tes di luar kompetisi,” kata Alamsyah.
Selain itu, para lifter juga wajib mengisi formulir untuk memberitahu suplemen apa saja yang mereka konsumsi selama latihan.
Pengawasan doping pada Olimpiade 2016 memang terbilang ketat setelah skandal doping Rusia. Federasi Angkat Besi Internasional, IWF, telah melarang tim Rusia untuk berlaga di kompetisi angkat besi Olimpiade 2016.
Setelah ini, menurut jadwal, masih ada satu tes doping lagi yang akan dijalankan pada peringkat tiga besar dan juga 10-12 lifter lain secara acak.