REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Induk organisasi sepak bola Indonesia, PSSI telah merampungkan kewajibannya menyelenggarakan Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta pada Rabu (3/8). Maka dengan adanya KLB Ancol ini, masyarakat sepak bola Indonesia siap menyongsong era baru PSSI.
Sebab kemungkinan besar setelah terlaksananya KLB pemilihan ketua umum PSSI nanti seluruh pengurus teras PSSI akan dirombak total untuk mewujudkan reformasi PSSI yang sebenarnya. KLB Ancol sendiri telah melahirkan beberapa keputusan penting, diantaranya memutuskan pemilihan ketua umum PSSI pada 17 Oktober mendatang.
Untuk sidang sendiri dipimpin langsung pelaksana tugas (plt) ketua umum PSSI, Hinca Panjaitan. Kongres yang sempat molor satu jam itu dihadiri 105 dari 107 anggota PSSI juga dihadiri perwakilan dari FIFA dan AFC yaitu Head of Member Association FIFA, Primo Carvaro dan International Relations Officer AFC, Purushottam Kattel.
Selain itu, turut hadir juga dewan kehormatan, Agum Gumelar dan juga Nurdin Halid, serta ketua umum Komite Olahraha Nasional Indonesia (KONI), Tono Suratman, sekaligu membuka kongres. Sayangnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi berhalangan hadir dan diwakilkan oleh Sakhyan Asmara, dan Deputi Bidang Peningkatan Prestasi, Gatot S Dewa Broto.
Meski tidak hadir dalam kongres ketua umum PSSI non-aktif, La Nyalla Mahmud Mattaliti memberikan sambutan tertulis yang dibacakan oleh Hinca Panjaitan. Pada sambutan tertulis tersebut La Nyalla menginginkan PSSI dipimpin oleh sosok yang telah teruji mengabdikan dirinya kepada sepakbola. Kemudian La Nyalla berharap PSSI diisi oleh orang-orang yang peduli dan bekerja untuk sepakbola. Bukan disibukkan dengan tugas-tugas lain yang menyita perhatian.
"Saya sendiri selaku plt siap menghantarkan PSSI sampai KLB nanti dengan maksimal. Tapi kami juga tidak melupakan tugas lainnya, seperti urusan tim nasional Indonesia," ujar Hinca dalam sambutannya, di Hotel Mercure, Jakarta, pada Rabu (3/8).
Dalam kongres tersebut juga disinggung sedikit mengenai nasih Persebaya 1927.Anggota Exco PSSI, Toni Aprliani menyatakan pihaknya akan berusaha untuk membawa aspirasi Persebaya 1927 ke dalam kongres selanjutnya. Namun keputusan Persebaya 1927 untuk kembali bergabung menjadi anggota PSSI ada ditangan para pemilik suara atau voters.
Kemudian Toni juga menegaskan saat ini PSSI harus merangkul kembali semua pihak yang pernah menjadi keluarga besar PSSI. Tidak hanya Persebaya 1927 yang bakal kembali diakui oleh PSSI, tapi juga Arema Indonesia, Persebaya Surabaya, Arema Indonesia, Persibo Bojonegoro, Persewangi Banyuwangi, Persema Malang, Persipasi Bekasi, dan juga Lampung FC.
Sebelumnya, Persebaya 1927 tidak dianggap dan tidak diperbolehkan tampil dalam kompetisi nasional dalam beberapa musim terakhir karena dianggap melakukan pelanggaran besar dengan bermain di breakway league (IPL). Justru PSSI lebih mengakui Surabaya United atau yang sekarang memiliki nama Bhayangkara Surabaya United (BSU).