Rabu 03 Aug 2016 23:15 WIB

'Indonesia Bisa Emas'

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Fernan Rahadi
Raja Sapta Oktohari - CdM Olimpiade
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Raja Sapta Oktohari - CdM Olimpiade

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Bisa Emas. Ungkapan tersebut menjadi jargon kuat bikinan Kontingen Olimpiade 2016 Indonesia. Komandan Kontingen Olimpiade Indonesia (Chief de Mission) Raja Sapta Oktohari mengatakan tagline tersebut akan menjadi api mental baru bagi para atlet nasional untuk bisa maksimal menunjukkan prestasi olah raga Indonesia di gelanggang dunia.

Raja mengatakan, Indonesia, lewat Satuan Pelaksana Tugas Program Indonesia Emas (Satlak Prima) memang menargetkan untuk bisa membawa pulang dua medali emas dari ajang Olimpiade Rio De Jenairo, Brasil tahun ini. Akan tetapi menurut dia, target tersebut, sepertinya terlalu lemah untuk ditanamkan kepad para atlet yang akan diberangkatkan.

"Targetnya memang dua (medali emas). Tapi kan begini, kalau ada atlet yang cuma punya target dapat (medali) perunggu, sebaiknya nggak usah berangkat," kata Raja saat ditemui Republika di sela-sela acara Olympic Day pekan lalu .

Dia mengatakan, dengan cuma menebalkan dua medali emas, itu artinya sama saja mengharapkan hanya dua atlet Indonesia yang berhasil berdiri di podium tertinggi. Padahal ditegaskan Raja, di Olimpiade 2016 tahun ini, Indonesia ingin mengembalikan prestasinya sendiri.

Optimisme Raja memang tak boleh juga dibikin lekang. Tahun ini, dikatakan dia, Indonesia mengirimkan sebanyak 28 atlet yang terbagi dalam enam cabang olah raga (cabor) pertandingan. Jumlah itu memang meningkat jika menengok catatan keikutsertaan Indonesia di dua olimpiade sebelumnya.

Di Olimpiade London, Inggris 2012, Indonesia cuma memberangkatkan 22 atlet dari delapan cabor. Meskipun, pada Olimpiade Sydney, Australia 2000 lalu, Indonesia mencatatkan rekor kuantitasnya dengan mengirimkan sebanyak 47 atlet dari 12 cabor pertandingan. Namun Raja meyakini, peningkatan tahun ini lebih bisa diandalkan.

"Semuanya (para atlet) akan menampilkan yang terbaik dari mereka. Kita punya tagline, Indonesia Bisa Emas. Targetnya, semua (atlet) harus (membawa pulang medali emas)," ujar dia.

 

Raja mengatakan, dirinya tak ingin Olimpiade Rio malah menjadi momen antiklimaks bagi para atletnya. "Kami (Kontingen Indonesia) percaya, semua atlet punya kesempatan yang sama. Semua atlet punya target yang sama untuk mendapatkan emas," sambung dia.

Sokongan total dari pemerintah pun maksimal. Raja mengatakan, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memberikan garansi, agar tak ada satupun celah yang menjadi hambatan Kontingen Indonesia menuju Rio. Raja menerangkan, sampai dengan pekan terakhir sebelum keberangkatan, segela urusan dan persiapan para atlet sudah dirampungkan.

Seluruh atlet kata dia, hanya tinggal menyiapkan diri dan mengevaluasi seluruh kebutuhan. Sebab diterangkan dia, tak semua kebutuhan para atlet dapat terpenuhi setibanya di Brasil. Terutama soal kebutuhan barang dan fasilitas serta asupan makanan. Namun itupun dikatakan Raja, sudah rampungkan sebelum hari keberangkatan tiba.

Khusus barang-barang latihan, Raja mengatakan bantuan Badan Bea Cukai membuat pengiriman menjadi tak merepotkan. Persoalan makanan, kata dia, seluruh Kontingen Indonesia hanya diminta untuk tak membawa makanan dan minuman yang tak memiliki daftar isi komposisi dan manfaat kandungan di dalamnya.

Persoalan pendanaan pun diungkapkan Raja, sudah tak lagi ada hambatan. Kemenpora, menyangoni Kontingen Indonesia dengan anggaran senilai Rp 35 miliar untuk memenuhi segala kebutuhan atlet. Nilai pendanaan itu, dikatakan Raja, memang belum tentu mencukupi. Tapi kata dia, bukan berarti kurang. Satu-satunya kekhawatiran bagi Kontingen Indonesia, dikatakan Raja tak ada di dalam negeri. Melainkan menyangkut situasi di negara tuan rumah.

Dunia saat ini menyoroti situasi di Brasil. Dinamika sosial dan politik di negara tuan rumah, bahkan sempat menanamkan keraguan apakah Olimpiade Rio, bakal berjalan baik. Belum lagi soal melebarnya penyebaran Virus Zika yang juga dikatakan Raja sempat membikin jeri. Pun juga, meningkatnya aksi kekerasan dan terorisme di penyelenggaraan olah raga global. Kepolisian Brasil, baru-baru ini, sempat menangkap puluhan terduga teroris yang mengancam penyelenggaraan olimpiade.

"Situasi ini yang memang paling kita antisipasi. Tapi apapun itu, yang paling penting bagi kita di sana, memastikan aset nasional kita aman. Para atlet ini juga aset nasional kita yang harus dipastikan aman," ujar dia. Akan tetapi, Duta Besar Indonesia di Brasil, Toto Riyanto kepada Republika pekan lalu, juga menyampaikan situasi politik di negeri itu memang meninggi. Tapi dikatakan dia, tingkat keamanan masih tetap terkontrol. "Masyarakat di sini (Brasil) sepertinya tidak mau juga olimpiade di sini gagal. Antusiasme menjadi tuan rumahnya juga sangat tinggi," ujar dia.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi, saat menyambangi Pelatihan Nasional (Pelatnas) Panahan di Komplek Olahraga, Senayan, pekan lalu pun menyampaikan, agar segala urusan para atlet olimpiade tuntas sebelum keberangkatan.

Laporan yang dia terima dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dan Satlak Prima, juga Cdm, mengatakan kebutuhan para atlet menjelang keberangkatan memang sudah tak lagi ada. Akan tetapi, jikapun masih ada kekurangan, dirinya meminta untuk segera ada yang merespon cepat agar bisa teratasi. "Pokoknya saya minta, agar atlet-atlet kita ini berangkat cuma tinggal bawa badan dan semangat. Jangan disibukkan lagi dengan hal-hal yang lain. Karena mereka ini harus fokus saat pertandingan," ujar Imam.

Sementara itu, persiapan para atlet memasuki fase beragam. Tim Angkat Besi Indonesia, sudah sejak 8 Juli lalu bertolak dari Jakarta menuju Cape Town, Afrika Selatan (Afsel) sebelum tiba di Rio De Janeiro. Pelatih Menejer Angkat Besi, Alamsyah Wijaya, kepada Republika saat keberangkatan pernah menyampaikan tujuh lifternya sudah dipastikan tampil di Rio.

Kata dia, keberangkatan lebih awal para lifter Indonesia ke Cape Town hanya untuk lebih mematangkan latihan sebelum tampil di Rio. Dari Cape Town, diterangkan Alamsyah, para atlet akan kembali terbang menuju Rio via Sao Paulo pada 28 Juli. Para atletnya membutuhkan lebih banyak waktu untuk bisa menyesuaikan iklim dan cuaca di Brasil.

Dari cabor panahan, empat atlet Indonesia sudah memasuki fase terakhir latihan pada Senin (25/7). Pelatih Panahan Indonesia, Nurfitriyana Saiman, saat disambangi Menpora Imam menyampaikan, dari empat pemanahnya dalam kondisi prima dan siap menuju Rio. Dia pun optimis para atletnya mampu membawa pulang prestasi yang terbaik untuk Indonesia dari olimpiade tahun ini.

Fakta Angka Tim Olimpiade Indonesia di Rio de Janeiro

28    Jumlah 28 atlet Indonesia yang diberangkatkan pada Olimpiade Rio de Janeiro lebih banyak dari dua penyelenggaraan sebelumnya yakni Olimpiade Beijing (24 atlet) dan Olimpiade London (22 atlet).

3    Sebanyak tiga atlet Indonesia pada Olimpiade Rio kali ini merupakan peserta wild card

7    Terdapat tujuh cabang yang diikuti Indonesia pada Olimpiade Rio, yakni bulutangkis, angkat besi, panahan, atletik, dayung, renang, dan balap sepeda.

17    Dari ketujuh cabang tersebut, ke-28 atlet akan mengikuti 17 event (perlombaan) yang diadakan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement