REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) setuju untuk melangsungkan Kongres Luar Biasa (KLB) pergantian ketua umum dan struktur kepengurusan lainnya. Presiden (nonaktif) PSSI La Nyalla Mattaliti, lewat surat terbukanya dari sel tahanan menyampaikan agar penggantinya merupakan tokoh sepak bola nasional yang tak disibukkan dengan rangkap kegiatan di luar keolahragaan tersebut.
La Nyalla mengatakan, agar kepemimpinan oleh tokoh sepak bola tersebut, juga dilakukan sampai level kepengurusan federasi nasional di tingkat provinsi. "Sehingga PSSI akan diisi oleh orang-orang yang peduli dan bekerja untuk sepak bola. Bukan disibukkan dengan tugas-tugas lain yang menyita perhatian," kata La Nyalla dalam suratnya yang dikutip dari laman resmi PSSI, Kamis (4/8).
Dikatakan La Nyalla mengapa federasi nasional harus berada di bawah kepemimpinan tokoh sepak bola yang tak rangkap jabatan. Kata La Nyalla, itu sebetulnya mengacu pada permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menghendaki agar PSSI dijalankan dengan cara-cara profesional dan oleh orang-orang orang yang menjiwai sepakbola. "Sehingga organisasi ini akan lebih cepat menuju prestasi yang kita harapkan," ujar dia.
La Nyalla sendiri sebetulnya tak lagi mempersoalkan pelengseran dirinya dari kursi kepemimpinan PSSI. Menurut dia, perannya sebagai pemimpin federasi nasional didapat lewat hasil KLB Surabaya 2015 lalu. Menurut dia, penunjukkannya sebagai kepala sepak bola nasional sah lantaran mandat dari seluruh anggota federasi nasional.
Akan tetapi dikatakan La Nyalla, meski belum sempat menjalani fungsi sebagai ketua umum, pemerintah membekukan federasi yang dia pimpin tersebut. Pun belakangan, mandat dari anggota federasi nasional diminta untuk dikembalikan. "Karena itu saya harus konsisten dengan pernyataan saya (untuk mengembalikan mandat ketua umum tersebut)," kata dia.
KLB PSSI Pertama, pada Rabu (3/8) menghasilkan persetujuan untuk membentuk kepemimpin pengurus sepak bola nasional yang baru. Rencana itu dijadwalkan akan dilakukan 17 Oktober mendatang di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Saat ini, selama penonaktifan La Nyalla, kepemimpinan federasi nasional diambil alih sementara oleh Pelaksana Tugas (Plt) Hinca Pandjaitan yang juga merupakan Sekertaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat.