Senin 22 Aug 2016 15:18 WIB

Fu Yuanhui, Atlet Terlugu Olimpiade

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Fernan Rahadi
Fu Yuanhui
Foto: fuyuanhuii.com
Fu Yuanhui

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Perenang asal Cina, Fu Yuanhui sempat menjadi pembicaraan banyak orang di dunia maya. Namun itu bukan karena dirinya berhasil meraih medali perunggu dari ajang renang 4 x 100 meter di gelaran Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.

Raihan medali tersebut memang menjadi prestasi perdananya di ajang pesta olah raga terbesar di dunia. Tapi, tingkah kekanak-kanakannya yang membikin banyak orang dan pengguna internet menilai perempuan 20 tahun itu sebagai atlet terlucu dan terlugu pada helatan olimpiade tahun ini.

The Independent mewawancarai keluguan Fu seputar hasil terbaiknya pada cabang renang di olimpiade tahun ini. Fu mengatakan, hasil perunggu tersebut memang menjadi yang terbaik dalam kariernya saat ini. Bahkan, kata dia, hasil catatan waktu 58,76 detik tersebut merupakan catatan waktu terbaiknya di aquatic arena.

Akan tetapi ia menekankan hasil tersebut sebetulnya bisa lebih baik kalau saja dirinya tak sedang menstruasi saat pertandingan terjadi. Fu mengakui, dirinya sempat cemas akan periode bulanan para kaum hawa tersebut. Namun meskipun merasakan kram selama pertandingan ia tetap mampu meraih juara ketiga.

"Saya tidak berpikir tampil baik saat itu. Itu disebabkan saya sedang berada dalam periode menstruasi. Itu yang membuatku sangat kelelahan," ujar Fu.

Meskipun menunjukkan keluguannya saat diwawancara, Fu memperoleh dukungan dari warga Cina, salah satunya adalah Tao yang menulis di Sina Weibo.

"Saya sangat mengagumi Fu Yuanhui karena berenang saat menstruasi. Wanita dapat terpengaruh menstruasi, terutama karena merasakan sakit. Dia merasa bersalah, tetapi Fu Yuanhui kami tetapi sangat bangga terhadapmu," ujarnya dilansir BBC Sport.

Menstruasi memang menjadi salah satu hantu paling menakutkan bagi para atlet perempuan. Bahkan, bagi petenis Inggris, Annabel Croft mengatakan kepada media, periode bulanan milik kaum hawa itu bak petaka di lapangan, karena mereka dipaksa fokus sembari menahan siksa kram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement